Selasa, 30/04/2024 09:40 WIB

Kementan Ajak Masyarakat Perkotaan Manfaatkan Lahan Kosong untuk Urban Farming

Banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghasilkan skala ekonomi yang jauh lebih besar. Di antaranya melalui Urban Farming.

Ngobras On The Spot di lokasi pembibitan alpukat Cipedak, Jakarta Selatan, Senin (28/3).

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengajak masyarakat perkotaan untuk memanfaatkan lahan kosong untuk Urban Farming.

Urban Farming sendiri merupakan pemanfaatan ruang terbuka menjadi lahan hijau, yang tujuannya untuk membantu masyarakat menghasilkan bahan pangan sendiri serta memperkuat ketahanan pangan.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghasilkan skala ekonomi yang jauh lebih besar. Di antaranya melalui Urban Farming.

"Kita harus mengoptimalkan Urban Farming dengan teknologi. Saya mendorong agar pertanian di kota bisa berkembang secara massif hingga tingkat kecamatan," kata Syahrul.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan, Urban Farming memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Di antaranya, bertambahnya kadar oksigen di tengah hiruk pikuk kehidupan di perkotaan.

"Pertanian itu memberikan oksigen kepada seluruh umat. Di daerah perkotaan itu sesungguhnya yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Selama masih ada kehidupan selama itu pula pertanian harus ada," kata Dedi pada kegiatan Ngobras On The Spot di lokasi pembibitan alpukat Cipedak, Jakarta Selatan, Senin (28/3).

Dedi berharap agar alpukat di lokasi ini disebar ke pemukiman dan komplek-komplek, sehingga menghasilkan oksigen dari tanaman alpukat, menghasilkan alpukat sebagai pangan, dan menambah nilai estetika.

Perwakilan dari Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan, Jakarta Selatan, Nila Kartina menjelaskan, Urban Farming salah satu kegiatan strategis daerah yang didukung oleh Gubernur.

"Ada beberapa kegiatan yang mendukung salah satunya adanya pelatihan, memberikan pengukuhan kelompok, memberikan penilaian kelas kelompok sehingga ada kenaikan kelas kelompok," jelas Nila.

Narasumber selanjutnya Sry Endang, Penyuluh Pertanian di Kecamatan Jagakarsa menjelaskan urban farming yang dilakukan di lahan sempit salah satunya adalah pembibitan alpukat di pot.

"Tantangan mengenalkan budaya alpukat adalah menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang budidaya alpukat namun timbul pertanyaan terkait tempat penanaman. Bisa menggunakan pot, jad tidak ada alasan tidak memiliki lahan," jelas Sry.

Sementara itu Duta Petani Milenial Ahmad Farizal, yang melakukan budidaya pembibitan alpukat cipedak menjelaskan, sejak 2020 dari lahan yang sempit ini bisa menghasilkan 30.000 bibit dan sudah tersebar ke beberapa wilayah di Indonesia, yaitu Karawang, Padang, Tanah Laut dan Singkawang.

"Bibit alpukat yang dibudidayakan telah tersertifikasi artinya kualitas terjamin," ungkap Farizal.

Budidaya buah alpukat memiliki peluang yang menjanjikan. Tanaman alpukat bisa hidup dan tumbuh dengan baik di dataran tinggi atau rendah. Urban Farming menjadi trend an kegiatan baru yang digemari banyak orang terutama di daerah perkotaan.

KEYWORD :

Bibit Alpukat Pertanian Perkotaan Urban Farming Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :