Senin, 29/04/2024 07:49 WIB

Jepang Bersama AS Keluarkan Rusia dari Sistem Pembayaran Antarbank Global

Tokyo akan menjatuhkan sanksi kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin dan memberikan bantuan kemanusiaan darurat senilai US$100 juta ke Kyiv, kata Kishida kepada wartawan.

Menteri Luar Negeri baru Jepang Yoshimasa Hayashi tiba di kediaman resmi Perdana Menteri Fumio Kishida di Tokyo, Jepang 10 November 2021. REUTERS/Issei Kato/File Photo

TOKYO, Jurnas.com - Perdana Menteri Fumio Kishid mengatakan, Jepang akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya memblokir akses bank-bank Rusia tertentu ke sistem pembayaran internasional SWIFT.

Tokyo akan menjatuhkan sanksi kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin dan memberikan bantuan kemanusiaan darurat senilai US$100 juta ke Kyiv, kata Kishida kepada wartawan.

"Invasi Rusia ke Ukraina ini adalah upaya sepihak untuk mengubah status quo dan mengguncang tatanan internasional hingga ke intinya," kata Kishida pada Minggu (27/2).

"Kita harus tetap bersatu dan mengambil tindakan tegas," sambungnya.

SWIFT adalah sistem pesan aman yang memfasilitasi pembayaran lintas batas yang cepat, membuat arus perdagangan internasional lancar dan mentransfer triliunan dolar setiap tahun yang telah menjadi mekanisme utama untuk membiayai perdagangan internasional.

Keputusan Kishida datang setelah AS dan sekutunya mengambil langkah serupa pada Sabtu (26/2), langkah yang terlihat memberikan pukulan bagi perdagangan Rusia dan mempersulit perusahaan Rusia untuk melakukan bisnis.

Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, dengan cepat menyambut baik tindakan sanksi Jepang.

"AS berharap untuk berkoordinasi erat dengan Jepang dalam beberapa hari mendatang untuk menerapkan langkah-langkah ini dan untuk mengambil langkah lebih lanjut bersama dengan G7 dan mitra yang berpikiran sama untuk membebankan biaya pada Presiden Putin atas keputusannya yang sembrono untuk berperang di Ukraina," katanya dalam keterangan tertulis.

KEYWORD :

Ukraina Invasi Rusia SWIFT Tokyo Fumio Kishid Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :