Minggu, 19/05/2024 11:49 WIB

Moody`s Mempertahankan Peringkat Kredit Indonesia Baa2 Outlook Stable

Ekonomi Indonesia diperkirakan akan kembali tumbuh pada 5% dalam dua tahun mendatang, atau kembali ke kecepatan pertumbuhan pra-pandemi.

Illustrasi-Kota besar dan perkembangan pembangunannya. (Jurnas/Kemenkeu)

Jakarta, Jurnas.com - Lembaga pemeringkat Moody’s mempertahankan peringkat (rating) kredit Indonesia pada posisi Baa2 outlook stable. Hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Indonesia di tengah pandemi, di mana sepanjang tahun 2020 dan 2021 banyak negara mengalami perubahan outlook negative atau bahkan downgrade.

Pada tahun 2022 lembaga rating telah melakukan penurunan rating sebanyak 7 kali pada 6 negara dan 1 revisi outlook menjadi negative pada 1 negara oleh tiga Lembaga pemeringkat kredit utama S&P, Fitch, dan Moody’s. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun pemulihan ekonomi mulai terjadi, namun ketidakpastian masih tinggi.

Afirmasi peringkat kredit Indonesia oleh Moody’s ini didukung oleh ekonomi yang terbukti resilient dan juga ekspektasi Moody’s terhadap efektivitas kebijakan makroekonomi dan kebijakan moneter akan terus terjaga untuk menghadapi risiko trend kenaikan suku bunga global ke depan. Reformasi pajak (UU HPP) yang telah disahkan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan ke depan.

Ekonomi Indonesia diperkirakan akan kembali tumbuh pada 5% dalam dua tahun mendatang, atau kembali ke kecepatan pertumbuhan pra-pandemi. Perkiraan Moody’s ini lebih tinggi ketimbang rata-rata negara dengan rating Baa2 yaitu 3,7%. Moody’s mengharapkan reformasi struktural akan mendorong investasi dan daya saing ekspor, serta mengurangi scarring effect dalam perekonomian.

Moody`s juga memprediksi akan terjadi perlambatan pertumbuhan pendapatan karena penurunan harga komoditas, sehingga pelonggaran belanja akan mendorong konsolidasi defisit fiskal menjadi 3,8% terhadap PDB pada 2022. Hal ini akan memuluskan jalan pemerintah mencapai pagu defisit 3,0% pada tahun 2023.

Arah dan laju upaya reformasi, khususnya untuk mendorong produktivitas modal dan tenaga kerja, akan menentukan sejauh mana peningkatan potensi pertumbuhan. Reformasi kebijakan selama dua tahun terakhir diarahkan pada perbaikan lingkungan investasi dan meningkatkan pendapatan.

Pada tahun 2020, pemerintah mengesahkan Undang-undang Cipta Kerja yang bertujuan untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan investasi melalui 51 peraturan baru, menandai langkah penting dalam menangani isu-isu seputar iklim usaha dan secara keseluruhan daya saing.

Selain itu, reformasi fiskal yang bertujuan untuk meningkatkan basis pendapatan dan meningkatkan efisiensi pengeluaran akan menciptakan sumber pembiayaan yang lebih besar untuk investasi dan mendukung pertumbuhan utama.

“Pada akhir tahun 2021, pemerintah mengesahkan Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), yang diharapkan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara”, jelas rilis kemenkeu yang diterima Jum’at (11/2)

Lebih lanjut, menjelang akhir tahun lalu, telah disahkan Undang-undang tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (UU HKPD) yang dapat memperkuat desentralisasi fiskal untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dari sisi sektor keuangan, saat ini Pemerintah bersama dengan parlemen masih terus melakukan pembahasan terkait penyusunan reformasi pengembangan dan penguatan sektor keuangan. Reformasi mungkin tidak akan menghasilkan manfaat langsung, namun akan mendukung pertumbuhan dan penyangga fiskal dalam jangka panjang.

Afirmasi peringkat Indonesia pada Baa2 dengan outlook stabil merupakan bentuk pengakuan positif dari Moody’s sebagai salah satu Lembaga pemeringkat utama dunia. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia tetap terjaga, sementara prospek ekonomi jangka menengah tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global yang meningkat.

Didukung oleh kredibilitas kebijakan yang tinggi dan sinergi antara Pemerintah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu peran APBN sangat penting sebagai instrumen fiskal yang responsif dan antisipatif dalam situasi yang masih dinamis. APBN masih menjadi kunci kebijakan untuk pengendalian dan penanganan pandemi serta percepatan pemulihan ekonomi.

Posisi peringkat utang terakhir Indonesia:

Lembaga Pemeringkat Utang

Peringkat Utang

Outlook

Moody’s

Baa2

Stable

Fitch

BBB

Stable

S&P

BBB

Negative

Japan Credit Rating Agency

BBB+

Stable

Rating & Investment

BBB+

Stable

 

KEYWORD :

Moody`s Peringkat Kredit Indonesia Baa2 Outlook Stable




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :