Rabu, 15/05/2024 11:03 WIB

Konsumsi Protein Hewani Dinilai Mampu Mewujudkan Generasi Emas

 Jadi kalau anak di bawah satu tahun tidak diberikan makanan yang optimal baik dari segi jenisnya maupun jumlahnya tidak akan tercapai pertumbuhan ini diawal.

webinar Peran Protein Hewani Mewujudkan Generasi Emas, yang digelar Majalah Agrina secara virtual, Senin (31/1).

JAKARTA, Jurnas.com - Guru Besar Bidang Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Sandra Fikawati mentakakan, konsumsi protein hewani sangat dibutuhkan seorang anak dalam upaya pencegahan stunting.

Hal itu disampaikan Sandra saat menjadi pembicara pada webinar Peran Protein Hewani Mewujudkan Generasi Emas, yang digelar Majalah Agrina secara virtual, Senin (31/1).

"Pertumbuhan bayi 0-1 tahun sangat pesat yaitu bisa mencapai 20-25 cm per tahun. Jadi, kalau anak di bawah satu tahun tidak diberikan makanan yang optimal baik dari segi jenisnya maupun jumlahnya tidak akan tercapai pertumbuhan ini diawal," katanya.

Sandra menjelaskan, berdarkan survei, bayi di Indonesia usia 0-6 bulan konsumsi protein hewaninya berasal dari ASI, umur 7-11 bulan komsumsi protein hewaninya hany 2 persen, dan kemudian 1-3 tahun konsumsi protein hewaninya hanya 1 persen.

"Jadi, kita bisa lihat dengan situasi kebutuhannya sebenarnya untuk pertumbuhan itu sangat tinggi dan konsumsi protein hewaninya sangat rendah, kita bisa lihat apa yang terjadi saat ini dan sangat dibutuhkan perubahan konsumi makan anak," ujarnya.

Sandra mengatakan, peran protein hewani sangat penting untuk pertumbuhan, daya tahan tubuh untuk terhindar dari penyakit, penyembuhan, dan mempertahankan massa otot.

"Kalau bicara pertumbuhan berarti kita bicara mengenai pertumbuhan, maka saya rasa yang paling penting adalah kita bicara protein. Kalau anak itu polanya saat ini banyak mengkonsumsi karbohidrat kita bisa banyakan pertumbuhannya tidak optimal," jelasnya.

"Kemudian yang penting lainnya adalah vitamin dan mineral yang akan membantu metabolisme tubuh tetapi tidak bisa hanya vitamain dan minemiral aja yang harus ditingkatkan. Zat mikronya harus terpernuhi," sambungnya.

Dijelaskan Sandra, tubuh membutuhkan 20 jenis asam amino, yang fungsinya sebagai zat pembangun dan pengatur bagi tubuh. Sembilan di antaranya adalah asam amino esensial yang harus didapatkan dari makanan.

"Protensi hewani ini memiliki asam amino yang lebih lengkap dan lebih banyak dibandingkan protein nabati. Di masyarakat ini hampir dianggap sama saja padahal kita tahu bahwa kualitas protein hewani itu jauh lebih baik daripada protein nabati," ujarnya.

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Rizal M.Damanik mengatakan, anak yang stuting pertubuhannya berhunbungan dengan tinggi rendahnya konsumsi protein hewani. Salah satu yang berperan penting adalah kolin.

"Kolin ini dibutuhkan untuk semua member sel termasuk sel otak, dan retina. Kita bisa bayangkan kalau kekurangan kolin sel-sel otaknya tidak sempurna. Oleh karena itu, ini salah satu saja asam amino esensial saja yang perlu di konsumsi bagi pertumbuha bayi," ujarnya.

Dijelaskan bahwa sumber kolin bisa didapatkan dari susu dan produk turunannya, daging sapi, telur ayam kampung, dan ayam ras. Sayang beribu sayang, kata Rizal angka konsumi teluar ayam ras dan kampung masih sangat jauh dari harapan.

"Begitu kita lihat kepulauan Babel, tidak cukup satu butir konsuminya, rerata hanya 0,81 persen, Yogyakarta 0,8 persen, Jawa Timur 0,5 persen. Ini kan ironis sekali pahadal kandunganya sangat bagus," katanya.

KEYWORD :

Sandra Fikawati Stunting BKKBN protein hewani Rizal M.Damanik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :