Minggu, 19/05/2024 17:19 WIB

Kepala BKKBN Ingin Boyolali Jadi Contoh Nasional untuk Penurunan Stunting

 Boyolali jadi tempat peluncuran program tersebut karena angka stunting di Kabupaten yang berjuluk Kota Susu itu di bawah 10 persen.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mendampingi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk melihat pemeriksaan kesehatan calon pengantin di Pondopo Cede, Kabupaten Boyolali, Rabu 29 Desember 2021. (Foto: Supianto/ Jurnas.com))

BOYOLALI, Jurnas.com - Program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin resmi diluncurkan di Pendopo Gede Boyolali, Kabupaten Boyolali, Rabu (29/12).

Program yang digagas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tersebut, diluncurkan langsung secara virtual Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menjelaskan, Boyolali jadi tempat peluncuran program tersebut karena angka stunting di Kabupaten yang berjuluk Kota Susu itu di bawah 10 persen.

"Lauching kali ini kita di Boyolali karena angka stunting Boyolali bisa menjadi contoh sudah di bawah 10 persen. Saya berharap sekali dari sini bisa menjadi contoh nasional," kata Hasto saat memberikan keterangan persnya.

Kemudian Hasto menjelaskan, pencegahan stunting harus dilakukan sejak tiga bulan sebelum menikah. Hal ini dikarenakan tingginya angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum nikah sehingga pada saat hamil menghasilkan anak stunting.

Saat ini terdapat remaja putri usia 15-19 tahun dengan kondisi berisiko kurang energi kronik sebesar 36,3 persen, wanita usia subur 15-49 tahun dengan risiko kurang energi kronik masih 33,5 persen dan mengalami anemia sebesar 37,1 persen.

Karena itulah, kata Hasto, BKKBN membuat program wajib pendampingan, konseling dan pemeriksaan yang dilakukan mulai tiga bulan sebelum menikah untuk memastikan setiap calon pengantin/calon pasangan usia subur berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.

Salah satu fokus dalam pemeriksaan program ini, setiap calon pengatin perempuan diwajibkan untuk memeriksakan kesehatannya. Termasuk memeriksa lingkar lengan atas, tinggi badan, berat badan, kemudian hemoglobin (Hb).

Khusus pendampingan, program ini fokus untuk meningkatkan pemenuhan gizi calon pengantin/calon pasangan usia subur untuk mencegah kekurangan energi kronis dan anemia sebagai salah satu risiko yang dapat melahirkan bayi stunting.

"Harapannya faktor risiko yang dapat melahirkan bayi stunting pada calon pengantin/calon pasangan usia subur dapat teridentifikasi dan dihilangkan sebelum menikah dan hamil," kata Hasto.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pronowo menyambut baik Program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin.

"BKKBN punya program bagus, tiga bulan sebelum mereka menikah diperiksa, wabilkhsusus calon pengantin perempuan, yaitu Hb, lingkar lengan, tinggi badan, dan berat badan. Calon pengantin pria kita juga periksa, yang merokok kalau bisa berhenti paling nggak tiga bulan sehingga pada bulan saat madu bayinya akan sehat," ujar Ganjar.

Ganjar mengatakan, jika stunting bisa dideteksi sejak awal maka pengendalian stunting akan lebih cepat. "Hitungan-hitungan kita kalau 500 ribu setiap tahun orang hamil maka sekitar 20 persen bermasalah. Nah, aplikasi aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah, Siap Hamil) bisa kita pakai untuk melakukan intervensi," kata dia.

Saat ini provinsi besar yang angka stunting paling rendah diduduki Jawa Tengah, yaitu 20 persen, Jawa Timur 23 persen, dan Jawa Barat 24 persen. "Dari data yang disampaikan ternyata Jawa Tengah lumayan bagus tapi kita akan terus genjot," kata dia.

Sebagai informasi, pada peluncuran Program Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin ini juga dilakukan pemeriksaan kesehatan kepada 30 pasangan calon pengantin.

KEYWORD :

BKKBN Boyolali Penurunan Stunting Hasto Wardoyo Jawa Tengah Ganjar Pranowo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :