Jum'at, 26/04/2024 18:31 WIB

Kemenkominfo Libatkan Opinion Leader dalam Kampanye Vaksinasi dan Prokes

ASN Dilarang Cuti Akhir Tahun

Usman Kansong, Dirjen IKP Kemenkominfo (Foto: tangkap layar)

Jakarta, Jurnas.com – Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Usman Kansong menyampaikan dua pesan yang terus dikomunikasikan kepada masyarakat selama Nataru (Natal dan Tahun Baru) guna mencegah penularan COVID-19.

Pesan tersebut yakni, Pertama, meminta masyarakat bijak melakukan mobilitas, dan Kedua, harus selalu menaati protokol kesehatan dan vaksinasi.

Menyoroti mobilitas masyarakat saat ini, yakni pada libur akhir 2021 dan awal 2022, yang harus diantisipasi adalah pergerakan manusia yang begitu massif. Hal ini dapat memicu penyebaran wabah atau virus Omicron yang penularannya sangat cepat.

“Berdasarkan pengalaman dan penelitian, wabah atau pandemi terjadi karena mobilitas atau pergerakan manusia. Dan di masa liburan, pergerakan ini berlangsung masif,” ungkapnya dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Selasa (28/12/2021).

Mengingat sebelumnya cenderung ada peningkatan kasus setelah libur Idul Fitri, juga libur Natal 2020 yang bertepatan dengan libur Maulid Nabi.

Pengalaman-pengalaman itu, lanjut Usman, harus menjadi alarm bagi setiap pihak untuk menahan diri agar tidak bepergian meski di tengah masa liburan. Sebaiknya masyarakat untuk tetap di rumah dan merayakan Nataru di kediaman masing-masing.

Kementerian Kominfo, dikatakan Usman, terus melakukan berbagai kampanye bertujuan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia, terutama pada masa Nataru. Kampanye tersebut menyampaikan 2 pesan.

Pertama, pesan agar masyarakat menahan diri tidak bepergian bila tidak diperlukan. Karena bepergian akan meningkatkan potensi penyebaran.

“Bersamaan dengan itu, pemerintah juga menerapkan berbagai kebijakan,” lanjutnya.

Sebagai contoh, siapa pun yang ingin bepergian dengan pesawat terbang, harus sudah divaksin dua kali.

Kemudian larangan cuti di akhir tahun bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), larangan perayaan tahun baru, serta pengaturan kapasitas mall dan tempat hiburan yang dibatasi 75 persen.

Selain itu, aplikasi PeduliLindungi harus ditempatkan di ruang publik, agar ketika terjadi penularan maka akan mempermudah proses tracing dan treatment.

Terkait munculnya varian baru Omicron, pemerintah juga telah menerapkan berbagai upaya dalam rangka mencegah virus ini masuk dan berkembang di Indonesia.

Di antaranya dengan menjaga pintu masuk negara, juga pemberlakuan karantina bagi siapapun yang datang dari luar negeri, baik karantina yang terpusat maupun mandiri.

Pesan kedua, bilamana memang harus bepergian, masyarakat harus betul-betul menjaga protokol kesehatan. Mereka yang belum divaksin, harus segera melaksanakan, termasuk anak dan lansia. Hal ini terutama karena vaksin terbukti dapat meringankan gejala yang diderita ketika tertular COVID-19.

Dalam penyampaian pesan-pesan tersebut kepada masyarakat, Usman menyebut Kemenkominfo bekerja sama dengan berbagai pihak.

"Kita tentu saja melihatkan kelompok-kelompok masyarakat untuk (kampanye) pencegahan penularan COVID-19 di masa Nataru,” tutur Usman. Kelompok masyarakat dimaksud, seperti Pramuka, Satpol PP di daerah, juga kalangan kampus.

Selain itu, juga melalui para key opinion leader (para pembuat opini publik) seperti ulama, pendeta, tokoh masyarakt, tokoh adat di berbagai daerah.

“Agar para pembuat opini publik yang menjadi panutan ini dapat ikut serta dalam kampanye pencegahan penularan COVID-19 pada Nataru,” ungkap Usman.

Pelibatan para pembuat opini publik dalam upaya komunikasi publik terkait COVID-19 tersebut, menurut Usman, akan lebih ditingkatkan pada 2022.

"Pada 2022 akan kami tingkatkan. Ini bagian dari komunikasi sosial. Artinya pada 2022, selain menggencarkan kampanye literasi dan orkestrasi lewat udara, dalam hal ini lewat media masa dan media sosial, kami juga akan melakukan komunikasi yang sifatnya langsung ke lapangan dan masyarakat, dalam konteks COVID-19, konteks pemulihan kesehatan dan pemulihan ekonomi,” beber Usman.

Ia berharap kombinasi tersebut akan membuat komunikasi publik, literasi, dan orkestrasi akan semakin efektif sesuai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga tahun depan, di tengah ketidakpastian tentang COVID-19, Indonesia dapat berharap, bisa segera beralih dari pandemi ke endemi.

"Dengan begitu, kita bisa melaksanakan aktivitas seperti sebelum adanya COVID. Bisa segera memulihkan ekonomi, aktivitas sosial, aktivitas masyarakat yang selama 2 tahun ini dibatasi karena kita ingin COVOD-19 segera berakhir,” tutur Usman Kansong.

KEYWORD :

Kemenkominfo Usman Kansong Tahun Baru 2022 Omicron




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :