Jum'at, 03/05/2024 03:29 WIB

Pemain Drum Itu Adalah Sang Aktor Intelektual

Grup musik yang lain ditinggal vokalis utama yang jenius dan karismatik tetapi band itu tetap melanjutkan jalan bermusiknya dengan titik tumpu berporos pada si pemain drum.

Drummer Led Zeppelin, John Bonham

Jakarta -  Kharisma seorang penyanyi utama mungkin bisa menghipnotis para penggemarnya. Sang gitaris mungkin bisa meliuk-liuk  memainkan atraksi solo yang memukau. Ketenangan seorang pemain bass mungkin sudah menjadi rahasia umum. Tetapi di balik semua itu aktor intelektual sesungguhnya dari sebuah band adalah si pemain drum.

Salah satu grup musik rock terkenal dari Inggris, Led Zeppelin, benar-benar tidak bisa melanjutkan kiprah bermusiknya setelah si pemain drum meninggal. Bernama John Bonham yang sampai sekarang masih sangat menginspirasi generasi-generasi pemusik dari berbagai genre.

Grup musik yang lain ditinggal vokalis utama yang jenius dan karismatik tetapi band itu tetap melanjutkan jalan bermusiknya dengan titik tumpu berporos pada si pemain drum. Band itu adalah Genesis yang  kendati sedikit berubah arah setelah kehilangan vokalis yang jenius, tetapi tetap menunjukkan kejeniusan mereka dalam bermusik, yang menggabungkan antara kesuksesan komersial dan tingginya kualitas musik yang mereka pertunjukan.

Di Indonesia, sejak permulaan jaman Orde Baru, orang mengenal kelompok musik Koes Bersaudara yang kemudian menjadi legenda setelah berubah nama menjadi Koes Plus, yang artinya bertambah satu orang yang bergabung dengan persaudaraan keluarga Koeswoyo. Orang itu bernama Kasmuri yang biasa dipanggil dengan sebutan Murry. Dia adalah pemain drum yang sosoknya mungkin bisa disejajarkan dengan pemain drum legendaris grup band Beatles, Ringo Star.

Murry, sebagaimana halnya dengan Ringo, adalah seorang pemain drum yang terkenal tidak karena teknik bermain yang "wah" atau karena karakteristik permainannya yang menjadi ciri musik mereka. Murry adalah seorang pemain drum yang hebat karena mampu "mengikuti" ke mana musik Koes Plus menuju dan memenuhi berbagai produk musik mereka dengan sentuhan irama atau dalam istilah bermusik adalah mampu untuk "mengasuh waktu", menentukan dinamika musik Koes Plus ragam variasinya sangat unik.

Bagi generasi Indonesia angkatan 90-an yang gemar rock n roll mungkin tidak asing dengan pemain drum dari grup Slank. Bimbim nama populernya adalah sosok pemain drum yang tidak hanya menentukan karakteristik bermusiknya tetapi juga menentukan sikap grup band mereka dalam bersikap politik.

Perusahaan General Electric yang mengembangkan penelitian tentang neurosains pernah mengilustrasikan bagaimana otak pemain drum itu bekerja saat dia sedang bermain musik. Saat pemain drum bermain bagian otak yang berhubungan dengan pengetahuan tentang irama akan aktif dan berhubungan dengan syaraf motorik yang menjadi kemudian menjadi sangat aktif yang mampu mempengaruhi keaktifan pemain musik lainnya.

Jordan Taylor Sloan dari mic.com berdasarkan penelitian dari Karolinska Intitute di Stockholm mengatakan bahwa seorang pemain drum bisa jadi lebih pintar daripada rekan bermainnya yang tidak fokus pada ketukan musik (rhytm). Hal itu terjadi karena kemampuan bermain drum menghubungkan antara intelejensia, ketukan yang benar, dan mengaktifkan bagian otak yang berfungsi untuk menyelesaikan masalah.  

Temuan penelitian ini bisa jadi menjadi bukti "keras" mengapa seorang pemain drum benar-benar menentukan arah permainan musik suatu band bahkan dalam beberapa kasus menentukan bagaimana sikap mereka sebagai sebuah grup dalam berbagai isu yang tidak hanya musik melainkan politik. (Penulis: Yul Amrozi)

KEYWORD :

John Bonham Drummer Led Zepelin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :