Jum'at, 26/04/2024 19:09 WIB

Jokowi Minta Kementan Bikin Desain yang Lebih Baik Atasi Impor Pangan

Problem dari dulu hingga sekarang mengapa petani enggan menanam komoditas yang masih impor bukan karena persoalan tidak ada kecocokan dengan lahan, akan tetapi produkisnya kalah saing dengan harga impor.

Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021 di Istana Negara, Senin 11 Januari 2020. (Foto: Tangkap layar/ Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Pertanian (Kementan) membuatkan desain yang lebih untuk mengatasi masalah impor pangan yang terjadi hampir setiap tahun.

Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021 di Istana Jakarta, Kamis (11/1) mencatat sejumlah pangan yang masih diimpor, di antaranya kedelai, gula, jagung, beras dan bawang putih.

"Barang-barang ini harus kita selesaiakan urusan bawang putih, urusan gula, urusan jagung, urusan kedelai dan komoditas lain yang masih impor. Tolong ini menjadi catatan dan segera dicarikan desain yang baik agar bisa kita selesaikan," ujar Jokowi.

Sebagai solusi untuk mengatasi masalah impor pangan, Jokowi meminta Kementan membangun kawasan berskala besar secara ekonomi. Pasalnya, membangun komoditas pangan berskala kecil tidak cukup untuk mengatasi masalah impor.

Menurut Jokowi, problem dari dulu hingga sekarang mengapa petani enggan menanam komoditas yang masih impor bukan karena persoalan tidak ada kecocokan dengan lahan, akan tetapi produksinya kalah saing dengan harga impor.

"Kedelai yang bisa tumbuh di Indonesia dengan baik kenapa petani kita tidak mau tanam, karena harganya kalah dengan kedelai impor. Kalau petani disuruh menjual dengan harga impor ini harga pokok produksinya nggak nutup, sehingga harus dalam jumlah yang besar agar harganya bisa malawan harga impor," sambungnya.

"Kenapa dulu kita produksi bawang putih banyak dan sekarang petani tidak mau tanam bawan putih, karena harganya kalah dengan bawang putih impor. Wonosobo bawang putihnya banyak. NTB bawang putihnya banyak kenapa tidak diperluas dalam jumlah besar, sehingga bisa melawan harga impor," sambungnya.

Karena itu, Jokowi menekan bahwa komoditas pertanian harus dibangun dalam sebuh lahan dengan skala luas. Sebab dengan begitu, komoditas dalam negeri bisa bersaing dengan harga komoditas impor.

"Lahan kita masih. Cari lahan yang cocok kedelai, jangan hanya 1 hektare, 2 hektare 10 hektare, tapi 100 ribu haktare, 300 ribu hektare 500 hektare 1 juta hektare. Urusan jagung, cari lahan-lahan yang bisa ditanami jangung dalam skala yang luas," kata Jokowi.

"Ini yang akan menyelesaikan masalah. Kalau kita hanya rutiniatas urusan pupuk dan bibit itu penting, saya tahu. Tapi kalau bisa menyiapkan lahan dalam besar itu yang akan menyelesaikan masalah," sambungnya.

KEYWORD :

pangan impor jokowi syahrul yasin limpo kementan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :