Kamis, 02/05/2024 04:20 WIB

Olahan Pangan Sehat "Obat Mujarab" Tangkal Corona Saat Ini

Di tengah pandemi COVID-19, ketidakmampuan mengonsumsi makanan bergizi relatif meningkat.

Aneka ragam pangan sehat. (Foto: Balitbangtan)

Bogor, Jurnas.com -  Saat ini, "obat termujarab" menanggal virus corona ialah pangan sehat. Pangan sehat mampu membuat tubuh tetap fit sehingga memiliki imunitas atau daya tahan yang baik untuk melawan pathogen yang menyerang.

Bigitu kata Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Haris Syahbuddin saat membacakan keynote speech Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry dalam Webinar bertema "Menu Sehat Menunjang Kesehatan Masyarakat Menuju Era Industri Pangan" Bogor, Selasa (28/7).

Kepala Balitbangtan mengatakan Kementerian Pertanian sangat concern terhadap isu pangan, terutama dalam hal pola makan sehat, dan juga hal-hal yang terkait dengan food loss dan food waste.

Akhir-akhir ini terlihat kecenderungan perubahan pola konsumsi pangan, terutama pada generasi milenial, generasi Z, dan generasi seterusnya. Terjadi peningkatan yang signifikan pada permintaan makanan siap saji akibat perubahan preferensi produk olahan pangan.

Generasi ini memilih pangan yang praktis, instan, dan terjangkau baik akses maupun harganya.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan, saat ini banyak negara maju yang mengembangkan natural food. Indonesia memiliki banyak sekali tanaman pangan yang bisa dihasilkan untuk natural food dan bernilai tambah.

"Di dunia industri dan masyarakat, nilai tambah menjadi penting karena ada story, penanganan secara teknologi dan branding sehingga kadang dari tanaman yang murah bisa dijual mahal dengan nilai tambah yang baik misalnya jamu-jamuan," terangnya.

Menurut Adhi, sekarang orang lebih mementingkan food safety dan instagramable, serta health benefit yang jelas. Rekomendasi health benefit ini harus terus dikembangkan.

Di Indonesia sudah banyak produk pangan olahan yang diproduksi untuk menjaga kesehatan secara natural. Hal ini menjadi peluang bagi untuk mengembangkan tanaman-tanaman pangan yang bisa dikembangkan untuk kebutuhan industri pangan.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih juga mengatakan, Kementan memiliki peran stategis dalam menciptakan ketahanan pangan di Indonesia. Sebab, indikator sebuah ketahanan bangsa sangat berkaitan pemenuhan gizi dan ketahanan pangan.

Di tengah pandemi COVID-19, ketidakmampuan mengonsumsi makanan bergizi relatif meningkat. Karena itu, Kementan harus menggerakkan masyarakat agar tidak hanya menanam tanaman yang menghasilkan karbohidrat, tapi juga umbi-umbian, kacang-kacangan, serta tanaman lain yang bisa dikonsumsi.

"Sebab dalam gizi seimbang ada lima unsur penting yang harus dikonsumsi yaitu unsur yang mengandung kalori, lemak, protein, vitamin dan mineral, serta air. Kalau orang kekurangan asupan makanan bergizi maka daya tahan tubuhnya akan kurang," terangnya.

Sekadar diketahui, webinar ini diikuti peserta dari kalangan industri, civitas akademika, peneliti, penyuluh, pemerhati pertanian, petani, dan masyarakat pada umumnya.

KEYWORD :

Virus Corona Pangan Sehat Fadjry Djufry Haris Syahbuddin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :