Selasa, 23/04/2024 21:45 WIB

Erdogan Sebut Pembunuhan Soleimani Tak Boleh Dibiarkan Tanpa Respon

Salah jika meninggalkan pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani tanpa tanggapan.

Para pelayat membawa poster Mayor Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds dari Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), dan pemimpin Mobilisasi Populer Irak (PMU), Abu Mahdi al-Muhandis yang tewas dibunuh AS di Baghdad, Irak, 4 Januari 2020. (Foto: Reuters)

Jakarta, Jurnas.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa akan salah jika meninggalkan pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani tanpa tanggapan.

"Saya percaya pembunuhan komandan dari eselon atas negara mana pun tidak boleh dibiarkan begitu saja," kata Pemimpin Turki itu dilansir Tass, Senin (06/01).

Erdogan menunjukkan bahwa dalam panggilan telepon terakhir dia meminta Presiden AS Donald Trump untuk "menahan diri dari eskalasi dengan Iran."

"Sangat penting sekarang untuk mengendalikan krisis yang dapat membahayakan semua pihak yang terkait," tambahnya.

Pada 3 Januari, Pentagon melaporkan bahwa serangan rudal di dekat bandara Baghdad telah menewaskan Jenderal Qasem Soleimani, kepala Pasukan elit Pasukan Pengawal Revolusi Iran.

Menurut Administrasi AS, operasi itu defensif, karena ditujukan untuk melindungi pasukan AS yang ditempatkan di Timur Tengah. Menurut Washington, serangan yang direncanakan oleh jenderal Iran dapat menyebabkan kematian ratusan orang Amerika dan Irak.

Setelah serangan itu, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran berjanji pada sesi darurat untuk membalas "balas dendam" terhadap mereka yang terlibat dalam pembunuhan Soleimani, serta menyalahkan AS atas serangan itu.

Dalam panggilan telepon dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menampik serangan itu sebagai tindakan terorisme oleh AS.

Dalam surat yang disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB pada Jumat, Teheran dipanggil untuk "mencela langkah kriminal ilegal" dan juga menyatakan haknya untuk membela diri.

KEYWORD :

Pembunuhan Soleimani Tayyip Erdogan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :