Kamis, 02/05/2024 10:02 WIB

FBI: Rusia Kembali akan Ganggu Pilpres AS

Wray melontarkan pernyataan sehari sebelum mantan Penasihat Khusus AS, Robert Mueller, akan memberikan kesaksian di depan Kongres terkait investigasinya selama dua tahun terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 silam.

Pasukan FBI sedang menyelidiki bom yang meledak di Texas, Amerika Serikat

Washington, Jurnas.com - Direktur Biro Investgasi Federal (FBI), Christopher Wray mengatakan, Rusia kembali bertekad mengganggu pemilu Amerika Serikat (AS) 2020, meskipun ada sanksi AS dan upaya lain untuk menghalangi tindakan tersebut.

"Rusia benar-benar berniat mencoba mengganggu pemilihan kami melalui pengaruh asing," kata Wray, Selasa (23/7).

Wray melontarkan pernyataan sehari sebelum mantan Penasihat Khusus AS, Robert Mueller, akan memberikan kesaksian di depan Kongres terkait investigasinya selama dua tahun terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 silam.

"Semua yang kami lakukan melawan Rusia belum cukup menghalangi mereka? Semua sanksi, semua pembicaraan, mereka masih melakukannya?" tanya Senator Lindsey Graham, ketua komite Partai Republik.

"Iya. Pandangan saya sampai mereka berhenti mereka belum cukup terhalang," jawab Wray.

Badan-badan intelijen AS mengklaim, Moskow ikut campur dalam pemilu 2016 lewat kampanye peretasan email dan propaganda darin yang bertujuan menebarkan perselisihan di AS, mencederai kandidat Demokrat Hillary Clinton dan membantu Trump.

Mantan Direktur FBI, Mueller, sudah memeriksa kasus tersebut sejak Mei 2017 terkait kolusi Trump dengan Moskow untuk mencoba mempengaruhi pemilihan presiden 2016 dan secara tidak sah mencoba menghalangi penyelidikannya.

Trump dan Rusia berulang kali membantah tuduhan itu. Trump berusaha untuk mendiskreditkan penyelidikan hingga menyebutnya sebagai perburuan penyihir dan menuduh Mueller konflik kepentingan.

Pada 22 Maret, Mueller menyerahkan laporan rahasianya kepada Jaksa Agung AS William Barr, yang kemudian memicu seruan dari anggota parlemen di Kongres untuk pembebasan cepat dokumen tersebut.

Versi redaksi dari laporan Mueller yang diterbitkan padaApril tidak membentuk konspirasi kriminal antara alat bantu Trump dan Moskow untuk mempengaruhi hasil pemilihan.

AS memberlakukan beberapa sanksi terhadap Moskow atas dugaan campur tangan Rusia dalam proses demokrasi AS dan keterlibatannya dalam konflik Ukraina.

KEYWORD :

Pilpres 2020 Amerika Serikat Rusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :