Jum'at, 26/04/2024 21:35 WIB

Harga Ayam Jatuh, Komisi IV Minta Pertanggungjawaban Kemendag

Kemendag, kata Andi, wajib menentukan titik temu di mana harga yang pantas diperjual-belikan.

Daging ayam (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin, mendesak Kementerian Perdagangan (Kemendag) bertanggung jawab atas anjloknya harga ayam belakangan ini.

Kemendag, kata Andi, wajib menentukan titik temu di mana harga yang pantas diperjual-belikan.

"Maksud saya ini bukan hanya tugas Mentan, tapi Mendag atau bahkan Menko yang mengkordinir lintas kementerian harus ikut campur. Kalau di sisi produksi saya melihatnya Kementan sudah berhasil karena di mana-mana surplus," jelasnya.

Andi menjelaskan naik turunnya harga ayam memang sudah menjadi hukum dagang. Namun di sisi lain, ia mensinyalir ada andil ulah perusahaan besar yang mengendalikan harga.

"Ini ada yang nakal di tingkat tata niaganya. Ada mafia. Sekarang kan peternakan ayam kasian karena dikuasai oleh koorporasi dari hulu ke hilirnya. Ia bermain mulai dari pakan hingga yang lain-lain," kata Andi.

Menurut Andi, selama ini koorporasi besar nyaris menentukan naik turunnya harga dari hulu ke hilir. Mereka juga dituding sebagai biang kerok bangkrutnya usaha ternak kecil karena dibuat bergantung.

"Kalau untuk peternak yang saya dapatkan di lapangan keluhannya rata-rata permainan koorporasi besar. Mereka bahkan sampai mampu menentukan harga. Nah, pada saat mereka menentukan harga turun pasti bangkrut lah ini peternak kecil," katanya.

Meski demikian, Andi mengapresiasi langkah Kementan yang terus berusaha memberangus perusahaan nakal di seluruh Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan ada yang masuk proses blacklist.

"Harus tegas dong melindungi peternak kecil. Apakah caranya dengan menekan harga supaya tidak dipermainkan atau cara-cara lain dengan mekanisme lain. kalau perlu suatu saat menetapkan ada seperti HPP nya," katanya.

Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan menyampaikan, kondisi daging ayam nasional pada saat ini memang mengalami surplus, bahkan Indonesia sudah ekspor ke beberapa negara.

"Ini kan sebenarnya positif, produksi kita berlebih daripada produksi kita kurang. Kelebihan produksi ini harus diikuti dengan meningkatnya ekspor unggas dan produk unggas ke berbagai negara untuk itu pemerintah menghimbau agar para perusahaan integrator untuk terus meningkatkan ekspornya," ujar Diarmita.

Sejauh ini Indonesia sudah ekspor telur tetas ayam ras ke Myanmar, DOC (Day Old Chicken) ke Timor Leste dan produk daging ayam olahan ke Jepang, Papua New Guinea, serta Myanmar.

Di sisi lain Diarmita menjelaskan pemerintah saat ini juga terus berupaya mendorong peningkatan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia yang masih rendah.

KEYWORD :

Komisi IV Harga Ayam Kementerian Perdagangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :