Andri Cahyo Kumoro memastikan penggunaan kemasan galon guna ulang aman karena potensi migrasi zat prekursor Bisfenol A (BPA) sisa proses pembuatan polikarbonat
air dalam kemasan galon sekali pakai itu tidak bisa disimpan terlalu lama karena akan menyebabkan semakin banyaknya mikroplastik dari lapisan galon itu yang terlepas
BPOM selalu mengawal keamanan pangan yang beredar di masyarakat, termasuk dalam hal mutu dan gizinya
kanker itu multifactorial, di mana sekitar 10-15 persen sifatnya genetic dan sisanya sekitar 90-95 persen itu sporadik atau lebih ke lingkungan
Di satu sisi KLHK membuat peraturan pengurangan sampah plastik sekali pakai ini, tapi di sisi lain seakan membiarkan produsen-produsen tertentu dengan seenaknya memproduksi produk-produk kemasan baru plastik sekali pakai seperti galon sekali pakai.
Sejatinya, di level global, pembahasan soal keberadaan mikroplastik pada air minum kemasan mulai kencang terdengar lepas publikasi riset fenomenal sebuah universitas di Amerika Serikat.
Belum pernah ada orang terkena penyakit kanker karena mengkonsumsi air kemasan galon guna ulang.
Galon sekali pakai memiliki dampak 6 kali lebih besar dalam pemanasan global.
Dalam menyusun kebijakan label BPA Free terhadap galon guna ulang itu, BPOM seharusnya juga melihat keseimbangan usaha di Indonesia.
Usaha depot air minum telah dilindungi UU.