Konflik etnis yang dialami warga Muslim Uighur harus segera dihentikan, jangan sampai kejadian lebih besar seperti di Rohingya, Myanmar terjadi.
Lebih dari satu juta Muslim Uighur diperkirakan ditahan di kamp-kamp interniran di mana mereka dipaksa mencela agama dan memohon kesetiaan kepada Partai Komunis yang berkuasa ateis resmi.
Kelompok-kelompok HAM seperti Human Rights Watch dan Amnesty International menuduh pemerintah China terlibat dalam pembersihan agama.
Para demonstran meneriakkan slogan-slogan seperti "Kebebasan untuk Turkestan Timur", "Kebebasan untuk Uyghur", dan "Berhenti membunuh orang-orang Uyghur".
Hami Aksoy mengatakan bukan lagi rahasia bahwa China secara sewenang-wenang menahan lebih dari satu juta warga Uighur di kamp tertutup.
Pangeran Arab malah memilih untuk berpihak pada China. Bahkan, ia menegaskan akan memberikan dukungan terhadap tindakan China dalam memberantas terorisme.
Dukungan itu disebut bentuk perlindungan terhadap tindakan keras Beijing terhadap minoritas Muslim Uighur.
Hidayat juga menyampaikan harapannya, agar pemerintah Tiongkok bisa segera menyelesaikan persoalan muslim Uighur. Sebagaimana Indonesia menyelesaikan persoalan berbagai masalah keberagaman dan isu mayoritas minoritas.
Para pakar dan aktivis PBB mengatakan kamp-kamp itu menampung satu juta warga Uighur, yang berbicara bahasa Turki, dan minoritas Muslim lainnya
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) MPR RI Muh. Asri Anas mengecam keras tindakan pemerintah China terhadap minoritas Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China