Senin, 29/04/2024 01:35 WIB

Alvira, Juara Tinju Calon Arsitek UI

Sejak remaja, keberanian Alvira sudah terlihat. Di sekolah, olah raga yang ditekuninya juga dianggap sebagai olah raga laki-laki, yaitu tinju.

Alvira di kampus UI.

Begitu mendengar kabar bahwa dirinya diterima sebagai mahasiswa baru di Fakultas Teknik Universitas Indonesia melalui jalur beasiswa, Alvira langsung memberitahu ibunya. Namun kabar gembira itu sedikit redup, ketika ibunya memastikan tak bisa mengantarkannya ke Jakarta.

Sang ibu, yang menjadi orang tua tunggal setelah ayahnya meninggal akibat kecelakaan, tak bisa meninggalkan rutinitasnya sebagai penjual makanan di salah satu sudut pasar di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Jadilah bungsu dari tiga bersaudara ini bertolak ke Jakarta sendirian. Untung saja, Alvira adalah perempuan pemberani. Tanpa ragu sedikit pun, Alvira bertolak ke Jakarta, tanpa ditemani ibu dan kakaknya.

Sejak remaja, keberanian Alvira sudah terlihat. Di sekolah, olah raga yang ditekuninya juga dianggap sebagai olah raga laki-laki, yaitu tinju.

“Selain untuk beladiri, saya memilih tinju untuk menunjukkan bahwa tinju bukan monopoli laki-laki. Jika kita serius menekuninya, kita juga bisa berprestasi di dunia tinju,” tegasnya.

Beberapa kejuaraan tinju diikutinya. Terakhir adalah Kejuaraan Daerah Tingkat Provinsi NTT, yang diadakan di Kupang, pertengahan tahun 2015.

“Lumayan, di turnamen itu saya mendapat medali perungu,” katanya.

Prestasi Alvira juga menonjol di sekolah. Alumnus SMK Yohannes 23, Maumere ini selalu mendapatkan peringkat teratas di kelas. Prestasi itu pula yang mengantarkannya mendapatkan beasiswa di UI.

Kenapa memilih Fakultas Teknik? Lagi-lagi ini soal idealisme.

“Selama ini kebanyakan orang menganggap bahwa bidang teknik itu dunianya laki-laki. Saya ingin membuktikan bahwa saya juga bisa menekuninya. Dan di sini terbukti, banyak teman-teman seangkatan yang juga perempuan,” ujar remaja berusia 19 tahun ini.

Keberanian dan semangat untuk memperjuangkan hak dan kesempatan yang sama bagi anak perempuan sudah sejak lama terasah. Di Maumere, Alvira aktif dalam kegiatan Forum Anak Sikka. Di Forum itu, Alvira sering bersentuhan dengan program-program pemberdayaan anak yang diinisiasi Plan International Indonesia.

“Saya sangat mendukung gerakan Because I Am A Girl (BIAAG). Gerakan ini mengajak semua orang untuk memberikan kesempatan dan peluang yang sama buat anak perempuan, dan ini cocok dengan semangat saya,” katanya.

Di kampus, Alvira bertekad untuk menularkan semangat BIAAG tersebut kepada teman-temannya. “Saya akan buktikan, bahwa kami juga bisa menguasai bidang yang selama ini dianggap sebagai dunianya laki-laki,” ujarnya meyakinkan.

 

KEYWORD :

Alvira BIAGG Plan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :