Minggu, 19/05/2024 20:39 WIB

Mendikbud Persilakan Sekolah di Papua Belajar Tatap Muka

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengunjungi SMP Negeri 14 Sorong, Papua Barat pada Rabu (10/2).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim (Foto: Muti/Jurnas.com)

Sorong, Jurnas.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengunjungi SMP Negeri 14 Sorong, Papua Barat pada Rabu (10/2).

Setibanya di lokasi, Mendikbud langsung menuju ruang kelas yang sedang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).

"Gimana adik-adik, senang bisa belajar di sekolah?" kata Nadiem saat memasuki ruangan.

Pertanyaan Mendikbud dijawab serempak oleh para siswa yang belajar dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Senang pak menteri," jawab para siswa.

Mendikbud menegaskan bahwa keputusan membuka PTM berada di tangan pemerintah daerah dengan persetujuan kepala sekolah dan komite sekolah, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri.

Karena itu, dia mempersilakan sekolah-sekolah di Papua mulai kembali belajar aktif secara luring, apabila sudah mendapatkan lampu hijau dari pemda setempat.

"Mulai lakukan tatap muka terbatas dengan rotasi (kuota) 50 persen. Saya menganjurkan secara keras untuk sekolah-sekolah yang tidak di perkotaan yang populasinya sangat padat dan interaksinya sangat intensif, untuk segera melakukan tatap muka," pinta Nadiem.

"Mau itu tiga hari seminggu, silakan. Dua hari seminggu juga silakan. Yang diatur cuma maksimal 50 persen kapasitasnya, tidak boleh di atas itu," tegas Mendikbud.

Nadiem beranggapan apabila pembelajaran tatap muka tidak kunjung dimulai, dia khawatir akan terjadi learning lost dan ketertinggalan yang terlalu besar.

"Apalagi di daerah-daerah yang memang secara sosial-ekonomi sudah tertinggal. Jangan sampai (pula) ketinggalan (pendidikannya)," imbuh Mendikbud.

Sementara Kepala Sekolah SMPN 14 Sorong, Isram menyebut sekolahnya telah diizinkan menggelar pembelajaran tatap muka oleh pemda sejak semester lalu. Adapun pembelajaran hingga saat ini dilakukan dengan sistem shifting.

"Selama pandemi ini seharusnya jadi enam rombel, namun karena keterbatasan ruang belajar, kami terpaksa menerapkan sistem shift. Kelas VII dan VIII pakai sistem kelas A dan B, minggu ini yang masuk kelas A minggu depan kelas B," terang Isram.

"Sedangkan untuk kelas IX, karena untuk persiapan penilaian akhir, mereka masu terus. Namun tetap dibagi dua kelas untuk mengikuti protokol kesehatan," imbuh Isram.

KEYWORD :

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim Pembelajaran Tatap Muka Papua




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :