Jum'at, 26/04/2024 19:01 WIB

Bangladesh Mulai Relokasi Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Bangladesh mulai merelokasi gelombang kedua pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil, di tengah kekhawatiran dari kelompok hak asasi.

Pembebasan tahanan Rohingya di Myanmar, Senin 20 April 2020. (Foto: AFP/Stringer)

Jakarta, Jurnas.com - Bangladesh mulai merelokasi gelombang kedua pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil, di tengah kekhawatiran dari kelompok hak asasi.

Dilansir Middeleeast, Selasa (29/12), seorang pengungsi Rohingya yang akan direlokasi mengatakan bahwa 15 bus yang membawa hampir 1.000 pengungsi memulai perjalanan mereka ke pelabuhan selatan Bangladesh.

"Kami berharap Bangladesh akan menjaga komitmennya kepada kami untuk memberikan kesempatan kehidupan yang lebih baik dengan kebebasan bergerak, cakupan penghasilan, perawatan kesehatan dan pendidikan," katanya, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya.

Seperti gelombang Rohingya sebelumnya, anggota kelompok ke-2 juga akan menginap di Chottogram dan berlayar ke pulau Bhasan Char melalui jalur laut dengan kapal angkatan laut negara tuan rumah pada Selasa pagi.

"Kami sepenuhnya siap menerima pendatang baru di Bhasan Char. Kami berharap Selasa malam mereka akan tiba," kata Komodor Abdullah Al Mamun Chowdhury, direktur Proyek Rehabilitasi Kamp Bhasan Char Rohingya.

Sejalan dengan rencana pemerintah, kata dia, pengaturan telah dilakukan untuk merelokasi 100.000 Rohingya di pulau Bhasan Char.

"Pada gelombang pertama kami menerima 1.642 Rohingya dan kami telah menempatkan mereka di sana, dan sekarang kami menunggu untuk menerima gelombang lain yang kurang dari 1.000."

Mengutip keselamatan dan keamanan di tenda darurat yang penuh sesak di distrik tenggara Cox`s Bazar, Bangladesh telah mengembangkan permukiman baru untuk relokasi sementara para pengungsi sampai repatriasi yang damai dan bermartabat dari orang-orang yang teraniaya ke negara asal negara bagian Rakhine Myanmar.

Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang yang paling teraniaya di dunia, menghadapi ketakutan yang meningkat akan serangan sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.

Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar wanita, dan anak-anak melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas Muslim minoritas pada Agustus 2017.

Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan negara Myanmar, menurut laporan oleh Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA).

KEYWORD :

Pengungsi Rohingya Pemerintah Bangladesh Daerah Terpencil




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :