Kamis, 02/05/2024 21:50 WIB

Sebanyak 4.855 THL Lakukan Asesmen Sertifikasi Kompetensi

Seperti diketahui THL Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (TBPP) yang lolos passing grade ASN-P3K pada April 2019, sebanyak 11. 607 orang dari jumlah peserta seleksi 11. 941 orang.

Benderah merah putih berkibar di gedung Kementerian Pertanian (Kementan). (Foto:Humas Kementan)

Jakarta, Jurnas.com -  Sebanyak 4.855 tenaga harian lepas (THL) yang lolos uji persyaratan Aparatur Sipil Negara - Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN-P3K) kembali harus melakukan asesmen Sertifikasi Kompetensi mulai 3-16 November 2020

Demikian kata Sekretaris Badan Penyuluh Pertanian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Siti Hanifah, dalam Rapat Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi untuk Calon PPPK melalui virtual, Senin (2/11).

Seperti diketahui THL Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (TBPP) yang lolos passing grade ASN-P3K pada April 2019, sebanyak 11. 607 orang dari jumlah peserta seleksi 11. 941 orang.

"Artinya kelulusannya cukup tinggi. Nah kerena itu, apabila kita melihat jumlah yang ikut seleksi sekian dan lulus ini sungguh prestasi yang luar biasa yang harus dilanjutkan untuk kelanjutan pengangkatannya," ujar Siti.

Meski begitu, dari sebanyak 11. 607 yang lolos tersebut, ternyata sebanyak 4.855 THL level pendidikannya setingkat SLTA (sekolah lanjutan tingkat atas) dan juga Diploma II pertanian.

Pada 16 Oktober 2020 Kementan dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) menyepakti bahwa sebagai tindak lanjut persyaratan untuk menjadi penyuluh minimal pendidikannya diplomatika.

"Karena cukup besar jumlahnya, 4.855 THL, maka waktu yang diberikan kepada kita hanya dua minggu kalau bapak ibu atau asesor diminta atau diberikan jadwal yang ketat Pusat Pelatihan (Kapuslat), maka ini harus dimaknai karena warning dari Kemenpan RB  1 November itu diharapkan NIK-nya sudah keluar," jelasnya.

Pesan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, lanjut Siti penyelenggara termasuk asesor bagaimana yang ikut dalam pelaksaan asesmen ini harus memastikan THL 100% lulus.

"Jadi kalau ada kekurang dokumen maka asesor wajib menggiring mereka untuk melengkapi dokumen tersebut. Sebab, apabila dalam dua minggu ini tidak selesai, maka pemberkasan untuk diajukan ke BKN akan jadi terhambat dan mereka tidak dapat ikut pengangkatan 2020 ini," tegasnya.

"Karena itu sekali lagi, kami mohon agar asesor memahami maksud tersebut bukan berarti bahwa kita akan mengurangi kualitas, tapi ini demi kemanusiaan, apalagi sumber pembiayaan ini dari Direktorat teknis yang bersedia mengalihkan anggarannya untuk pelaksanaan kegiatan asesmen ini yang cukup besar," sambungnya.

Sementara itu, Kepuslat, Bustanul Arifin Cahya menyampaikan bahwa butuh komitmen agar pelaksaan kegiatan ini dapat selesai pada tepat waktu sehingga dokumen-dokumen yang diperlukan calon P3K dapat disampaikan ke  Biro Organisasi dan Kepegawaian dan Kemenpan RB.

"Ini pertama kali kita lakukan dalam dua minggu harus menyelesaikan hampir 4.900 sertifikat sehingga waktu pelaksaan dan juga dukunga tidak hanya kementan tapi juga dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)," ujarnya.

"Kami sudah bersart melalui surat pak sekjen melalui ketua BNSB agar kita didukung dalam penyediaan atau pelaksaan sertifikasi kompetensi calon P3K ini," sambungnya.

KEYWORD :

Tenaga Harian Lepas Asesmen Sertifikasi Kompetensi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :