Jum'at, 26/04/2024 16:21 WIB

Pertahanan Sudah Mantap, Korea Utara Kini Fokus Ekonomi

Korea Utara memiliki pencegah perang yang andal dan efektif untuk pertahanan diri dan sekarang akan fokus pada pengembangan ekonominya.

Foto ini dirilis pada 23 Agustus 2017 oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara Korea Utara, saat pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengunjungi Institut Bahan Kimia Akademi Ilmu Pertahanan (Foto: Yonhap)

New York, Jurnas.com - Duta Besar Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kim Song mengatakan, Korea Utara memiliki pencegah perang yang andal dan efektif untuk pertahanan diri dan sekarang akan fokus pada pengembangan ekonominya.

"Situasi anti-epidemi di negara kita sekarang di bawah kendali yang aman dan stabil sebagai akibat dari tindakan yang diambil untuk menahan penyebaran virus corona baru (COVID-19)," kata Kim Song saa berbicara di depan depan Majelis Umum PBB, pada Selasa (29/9).

Korea Utara, yang mengklaim sudah bebas dari COVID-19, namun dirgaukan Amerika Serikat (AS) itu berada di bawah sanksi internasional yang keras atas program rudal nuklir dan balistiknya.

Pyongyang juga menghadapi kerusakan ekonomi yang signifikan dari penutupan perbatasan yang ketat dan tindakan lain yang bertujuan untuk mencegah COVID-19 dan berjuang untuk mengatasi kerusakan akibat badai dan banjir baru-baru ini.

"Berdasarkan jaminan yang dapat diandalkan untuk menjaga keamanan negara dan rakyat, Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) sekarang mengarahkan semua upayanya untuk pembangunan ekonomi," kata Kim Song.

"Faktanya kami sangat membutuhkan lingkungan eksternal yang mendukung pembangunan ekonomi," katanya. "Tapi, kita tidak bisa menjual martabat kita hanya dengan harapan akan transformasi yang brilian - martabat yang telah kita pertahankan sama berharganya dengan hidup kita sendiri. Ini adalah posisi teguh kita."

Ia mengatakan, Korea Utara masih terancam oleh perangkat keras militer seperti pesawat tempur siluman yang digunakan di Semenanjung Korea dan segala jenis serangan nuklir langsung ditujukan ke DPRK.

"Perdamaian sejati hanya dapat dijaga jika seseorang memiliki kekuatan mutlak untuk mencegah perang itu sendiri," kata Kim Song.

"Karena kami telah memperoleh penangkal perang yang andal dan efektif untuk pertahanan diri dengan mengencangkan ikat pinggang kami, perdamaian dan keamanan semenanjung Korea dan kawasan itu sekarang dipertahankan dengan kuat," sambungnya.

Para pengawas sanksi PBB yang independen melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB pada Agustus, Korea Utara terus menekan dengan program senjata nuklirnya dan beberapa negara percaya negara tersebut mengembangkan perangkat nuklir mini agar sesuai dengan hulu ledak rudal balistiknya.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump telah bertemu tiga kali sejak 2018, tetapi gagal membuat kemajuan dalam seruan AS kepada Pyongyang untuk menyerahkan senjata nuklirnya dan tuntutan Korea Utara untuk diakhirinya sanksi.

Partai yang berkuasa di Korea Utara merencanakan kongres pada Januari untuk memutuskan rencana lima tahun baru, lapor media pemerintah bulan lalu, setelah pertemuan partai mencatat penundaan serius dalam meningkatkan ekonomi nasional dan standar hidup. (Reuters)

KEYWORD :

Majelis Umum PBB Korea Utara Amerika Serikat Kim Song




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :