Minggu, 19/05/2024 19:53 WIB

Indonesia di Antara Negara yang Kurang Percaya Keamanan Vaksin

Studi yang memetakan tren kepercayaan vaksin di 149 negara antara 2015 dan 2019, menemukan, skeptisisme tentang keamanan vaksin cenderung tumbuh bersamaan dengan ketidakstabilan politik dan ekstremisme agama.

Vaksinasi flu selama kehamilan aman bagi ibu dan anak-anak, sebuah studi baru ditemukan. Foto milik HealthDay News

London, Jurnas.com -  Studi kepercayaan vaksin global menyatakan, polarisasi politik dan misinformasi daring mengancam program vaksinasi di seluruh dunia. Hal itu karena kepercayaan publik yang berubah-ubah dan sangat bervariasi antarnegara.

Dinukil dari Reuters, studi yang memetakan tren kepercayaan vaksin di 149 negara antara 2015 dan 2019, menemukan, skeptisisme tentang keamanan vaksin cenderung tumbuh bersamaan dengan ketidakstabilan politik dan ekstremisme agama.

"Sangat penting dengan ancaman penyakit baru dan yang muncul seperti pandemi COVID-19, kami secara teratur memantau sikap publik," kata  Profesor di sebuah sekolah London of Hygiene & Tropical Medicine, Heidi Larson.

"Persepsi tentang vaksin jauh lebih tidak stabil daripada sebelumnya," katanya. "Secara keseluruhan, ada banyak kepercayaan di dunia tentang vaksin. Tapi jangan anggap remeh. Keyakinan naik dan turun, itu sangat bervariasi."

Diterbitkan di jurnal medis Lancet, temuan Larson didasarkan pada data dari lebih dari 284.000 orang dewasa yang ditanyakan pada 2019 apakah mereka memandang vaksin itu penting, aman, dan efektif.

Larson mengatakan, saat produsen obat dan peneliti di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin melawan pandemi COVID-19, pemerintah musti ekstra waspada dalam menilai kepercayaan publik terhadap vaksin dan menanggapi kekhawatiran dengan cepat.

"Ada banyak kekhawatiran tentang kecepatan pengembangan vaksin (untuk COVID-19)," katanya. "Tetapi, publik tidak terlalu tertarik pada kecepatan, mereka lebih tertarik pada ketelitian, efektivitas, dan keamanan," sambungnya.

Hasil studi tersebut menunjukkan, di Eropa kepercayaan  terhadap vaksin rendah dibandingkan dengan kawasan lain di dunia, seperti Afrika, dengan proporsi orang yang sangat setuju vaksin aman berkisar dari 19% di Lituania hingga 66% di Finlandia.

Irak, Liberia, dan Senegal memiliki proporsi responden tertinggi pada 2019 yang setuju bahwa vaksin itu penting. Namun kepercayaan publik terhadap vaksin meningkat di beberapa negara Eropa sejak 2015, termasuk Prancis, Italia, Irlandia, dan Inggris.

Studi tersebut juga menemukan enam negara di mana kepercayaan terhadap vaksin  turun secara signifikan sejak 2015. Di Indonesia, Pakistan, Serbia, Azerbaijan, Afghanistan dan Nigeria, proporsi orang yang sangat tidak setuju bahwa vaksin itu aman telah meningkat secara signifikan.

Ini, kata Larson, terkait dengan tren ketidakstabilan politik dan ekstremisme agama di negara-negara ini. "Di antara beberapa negara, ada lebih banyak polarisasi sentimen. Lebih banyak orang akan bersikap ekstrem seperti `sangat tidak setuju` atau `sangat setuju`," katanya.

Indonesia mengalami salah satu penurunan kepercayaan publik terbesar di seluruh dunia antara 2015 dan 2019, sebagian dipicu para pemimpin Muslim yang mempertanyakan vaksin campak, gondongan, dan rubella, dan "dukun" lokal yang mempromosikan alternatif alami untuk vaksin.

KEYWORD :

Kepercayaan Vaksin Vaksin COVID-19 Indonesia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :