Jakarta - Kegamangan masih mendera PDI Perjuangan dalam mengambil keputusan menghadapi pilkada DKI 2017. PDIP masih dibayangi keraguan antara mendukung cagub DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau mengusung kader sendiri.
Wakil sekretaris jenderal DPP PDIP Eriko Sotarduga menjelaskan sebelumnya PDIP lebih mengedepankan opsi untuk mengusung kader sendiri.
"Skenario pertama, hasil FnP (fit or proper test) yang hasilkan 6 nama bersama kader kita yang bisa menjadi cagub atau cawagub. Skenario kedua, kita bisa usung sendiri Kedua kader kita karena memungkinkan kursinya ada 28 kursi, minimal khan 22 kursi. Ketiga, skenarionya mendukung petahana," ujar Eriko saat ujar Mardani saat diskusi yang bertema "SINEMA POLITIK PILKADA DKI di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/9/2016).
Sejatinya, kata Eriko, hingga saat ini belum ada keputusan definitif dari DPP PDIP. Kendati demikian, PDIP telah merubah skema skenarionya dengan menempatkan opsi dukungan kepada Ahok sebagai yang paling potensial untuk diputuskan.
"Skenario yang tadinya ketiga menjadi yang utama atau pertama," ucapnya.
Dijelaskan Eriko, kehadiran Ahok ke kediaman ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sangat berpengaruh pada perubahan skema partainya dalam mempertimbangkan sekian banyak opsi.
"Terjadi perubahan, karena dia mengakatan ingin diusung oleh PDIP. Ada Ketum, Sekjen, dan Ketua DPP yang menggunakan seragam resmi menerima beliau (Ahok). Disampaikan Ketum, karena beliau sebenarnya melanjutkan apa yang diusung PDIP pada (Pilkada DKI) tahun 2012, pak Jokowi dengan Ahok. Karena ini merupakan calon lama dan kita selalu mengevaluasi, maka tidak perlu mendaftar lagi karena beliau sudah menjadi bagian dari PDIP. Maka Ketum menyampaikan beliau harus menjalani sesuai dengan mekanisme partai," pungkasnya.
KEYWORD :Wasekjed DPP PDIP Eriko Sotarduga
