Selasa, 14/05/2024 13:15 WIB

Frozen Food Buka Peluang Bisnis di Tengah Covid-19

Pelatihan ini diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi ibu rumah tangga yang memiliki kemampuan memasak, pekerja yang terkena pemangkasan gaji

Kegiatan bertajuk “Ayo Jadi Pebisnis Frozen Food” ini menghadirkan praktisi dan institusi kuliner pertama, yakni Shinta, pengusaha kuliner MpekMoy, dan Executive Chef Aston Prioritas Simatupang, Djoko Hendrasto.

Jakarta, Jurnas.com - Pandemi virus corona baru (covid-19) membuat banyak masyarakat lebih memilih berbelanja di rumah membuat permintaan akan frozen food atau makanan beku meningkat cukup signifikan akibat masyarakat yang lebih banyak menetap di rumah.

Melihat peluang tersebut, media online Jagatbisnis bekerjasa sama dengan Hotel Aston Prioritas Simatupang Jakarta mengadakan pelatihan kerja secara webiner zoom di Jakarta, Rabu (24/6/2020).

Kegiatan bertajuk “Ayo Jadi Pebisnis Frozen Food” ini menghadirkan praktisi dan institusi kuliner pertama, yakni Shinta, pengusaha kuliner MpekMoy, dan Executive Chef Aston Prioritas Simatupang, Djoko Hendrasto.

Pelatihan ini diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi ibu rumah tangga yang memiliki kemampuan memasak, pekerja yang terkena pemangkasan gaji, maupun mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) agar tetap menghasilkan pendapatan melalui bisnis frozen food.

Shinta selaku pengusaha kuliner MpekMoy sedang mengajarkan jadi pebisnis frozen food.

“Intinya kalau hanya ide saja tanpa di eksekusi tidak akan jalan. Jadi, kita harus berani untuk melakukannya. Mudah atau susah itu proses,” kata Shinta.

Memang bisnis frozen food tidak mudah. Bahkan, ia sudah kerap kali jatuh bangun. Namun, kegagalan yang dialaminya merupakan ilmu bagaimana bisa belajar dari kegagalan yang lalu, sehingga ke depan tidak mengulanginya lagi.

“Saya berulang kali jatuh sering. Tetapi, saya bertekad bahwa apa yang saya lakukan ini juga bisa bermanfaat bagi banyak orang. Ya, saya bisa punya pegawai dan sebagainya. Untuk itu harus dimulai, harus dilakukan,” tuturnya.

Selanjutnya, kata perempuan berusia 48 tahun ini, untuk promosi di awal bisa dilakukan di lingkungan rumah, maupun lewat pertemanan di media sosial seperti facebook atau whatts up.

“Dari Pre Order kita mulai percaya, dari situ kita harus konsisten untuk melakukan promosi produk frozen food yang kita tawarkan. Di awal melalui pertemanan di group (medsos), lama-lama akan berkembang,” ucapnya.

Di sisi lain, tentu saja selain memperhatikan cita rasa yang lezat, juga dalam proses pengolahan frozen baik mulai dari memasak hingga packaging harus memperhatikan protokol kesehatan.

Keunggulan frozen food sendiri bisa bertahan lama maksimal hingga enam bulan. Saat ini, produk frozen yang dimiliknya, antara lain pempek, somay, pindang patin, pindang daging, tahu baso, dimsum, otak-otak, dan tekwan.

“Produk frozen bagus, bertahan cukup lama. Misalkan, makanan saya bertahan paling lama hingga enam bulan. Lebih dari enam bulan, teksturnya berubah, tapi untuk rasanya masih tetap sama, enggak berubah, masih enak,” jelas Shinta.

Sementara, Djoko Hendrasto menyatakan bahwa saat ini merupakan peluang yang tepat bagaimana bisa memanfaatkan di tengah pandemi Covid-19 agar tetap produktif, sehingga bisa mendapatkan penghasilan yang menggiurkan.

“Jadi memang justru harus berpikir terbalik bahwa pandemi Covid-19 menjadi peluang. Jika istri jago memasak, dari hoby itu bisa kita karyakan, sehingga bisa mendapatkan income,” ujar pria yang telah bekerja sebagai chef selama 20 tahun ini.

Kendati demikian, bagi yang tidak jago memasak bisa belajar memasak melalui sarana internet. “Adik saya bisa memasak dari internet. Dia coba setahun, dan sekarang pintar memasak,” pungkas Djoko.

Acara pelatihan ” Ayo…Jadi Pebisnis Frozen Food” juga didukung oleh Mandiri Taspen, Sharp, Aston Prioritas Simatupang, Coca Cola Amatil, Indofood, Frisian Flag, Ichitan dan Evermos.

KEYWORD :

Frozen Food




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :