Senin, 29/04/2024 10:58 WIB

Membuat Lebih Masyhur Lampu Gentur

Jika Anda melalui jalan ke Puncak Bogor, atau ke Lembang, tak sedikit toko yang memajang hiasan kaca aneka warna. Tergantung rapi, memikat mata.

Seorang pemuda menautkan bilah panjang kuningan. Perlahan, ia mematri bilah kuningan itu dengan meletakkan kaca warna, hingga membentuk mangkuk besar. Spot di tengah dasar mangkuk itu sengaja diberi celah lubang sebagai jalan masuk kabel.

Di Desa Jambudipa, Warungkondang, Cianjur, banyak dijumpai bengkel kerja pembuatan lampu Gentur. Awalnya adalah lampu minyak lentera, lantas berkembang menjadi lampu sado dan lampu gantung. Permintaan pasar serta berkembangnya desain minimalis mengubah detail motif pengerjaan.

Perubahan itu diserap warga Jambudipa dengan baik. Bengkel kerja banyak membuat beragam akseseries untuk lilin, lampu taman, interior hotel serta aneka bantuk lampu untuk villa, restoran dan bahkan pusat perbelanjaan.

Siti Mulyati (39), adalah generasi ketiga perajin lampu Gentur. Sepeninggal suaminya, ibu tiga anak itu melakukan berbagai cara untuk memasarkan produknya. Kerjasama dengan berbagai pihak ia lakukan, termasuk memberikan beberapa pesanan pada bengkel-bengkel kerja di sekitar rumahnya.

"Jika ada pesanan kami memberikan model kepada karyawan yang lantas mereka membuat lampu tersebut sesuai dengan model yang diberikan," ucapnya.

Tidak ada kapasitas produksi yang tetap. Semua perajin lampu Gentur bekerja sesuai pesanan dan model. Terkadang membuat beberapa lampu untuk persediaan. 

Memang, lampu Gentur sudah masyhur. Pesanan ekspor. Maka tak jarang ada lampu Gentur model Maroko atau lampu Gentur ala India, atau Italia. Disesuaikan darimana pemesan berasal. Lampu yang dibanderol harga sampai belasan juta, misalnya, memiliki keunikan, ornamen serta desain yang menarik.

Jika Anda jalan-jalan ke Puncak Bogor, atau ke Lembang, maka tak sedikit toko yang memajang lampu Gentur. Warnanya memikat mata. Mereka terpasang rapi, membuat perjalanan tak lagi jemu. Dan, seperti kata Siti, jenis lampu ini juga bsia ditemui di Bali. Sebab, pada lampu Gentur ini juga banyak dipesan di Bali yang lantas dikembangkan sendiri di Pulau Dewata itu.

Hanya saja, di Jambudipa, persaingan harga membuat hubungan antar bengkel perajin menjadi berjarak. Masing-masing telah memiliki pelanggan. Seperti dikatakan oleh Didin Lukmanul Hakim, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Warungkondang, bahwa jika semua perajin memiliki semangat yang sama, maka persatuan antar perajin lebih mudah tercapai dan mengangkat lampu Gentur menjadi simbol kemajuan desa.[]

KEYWORD :

Lampu Gentur Cianjur Warungkondang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :