Rabu, 22/05/2024 02:42 WIB

MWCI NU Riyadh Arab Saudi Gelar Seminar tentang Gus Dur

Kegiatan ini merupakan upaya melanjutkan dan melestarikan dakwah aswaja an-nahdliyah

Seminar tentang Gus Dur di MWCI NU di Riyadh Arab Saudi

Riyadh, Jurnas.com - Pengurus MWCI NU Riyadh, Arab Saudi menggelar seminar kebangsaan tentang pemikiran tokoh bangsa KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dengan tema “Gus Dur: guru, inspirasi dan pitutur untuk Pekerja Migran Indonesia lebih makmur”.

Seminar itu digelar sebagai Peringatan Hari Ulang Tahun Nahdlatul Ulama ke-94 dan memperingati Haul Gus Dur ke-10

Sekretaris MWCI NU Riyadh, Ahmad Abdul Wahab melaporkan, acara seminar berlangsung hangat dan dihadiri sekitar 200 nahdliyin para Ekspatriat Arab Saudi, khususnya yang ada di daerah Riyadh dan sekitarnya.

"Kegiatan ini merupakan upaya melanjutkan dan melestarikan dakwah aswaja an-nahdliyah," ujar Ahmad Abdul selaku Pengurus MWCI NU Riyadh.

Adapun tokoh yang hadir dalam acara ini diantaranya dan bingkai acara ini di hadiri oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Drs. H. Agus Maftuh Abegabriel, M.Ag., dan seluruh Atase, Fungsi dan Staf KBRI Riyadh.

Sebagai pemateri dalam seminar tersebut adalah Bapak Drs. H. Agus Maftuh Abegabriel, M.Ag., Bapak DR. H. Sakdullah Effendy ( Atnaker ) dan Bapak H. Ahmad Ubaidillah, Ph.D. ( Atdikbud ).

Ketiga pemateri saling bergantian menyampaikan gagasan dan sudut pandang mereka tentang Gus Dur.

Atdikbud misalnya, ia menyoroti tentang pemikiran dan intelektualitas Gus Dur yang sangat mendalam, dan kepiawaiannya dalam menguraikan isi kitab kitab kuning yang sesuai dengan konteks kekinian, Beliau ulama’ juga politisi ulung.

"Beliau juga yang menggagas pribumisasi Islam semisal mengganti salam dengan selamat pagi atau malam," demikian kata Atdikbud.

Kemudian pemateri kedua yaitu Atnaker lebih santai menyampaikan tentang interaksi dan sosok Gus Dur secara personal.

Ia menguraikan kekagumannya terhadap humanismenya Gus Dur, serta intelektualitas dan humor-humornya.

Bahkan ia juga menyebut Gus Dur sebagai seorang politikus yang handal yang mampu memberi warna dalam perpolitikan di Indonesia.

Selanjutnya materi ketiga disampaikan oleh Bapak Duta Besar Agus Maftuh Abegabriel yang juga murid akademisnya Gus Dur. Baginya, Gus Dur itu seorang ensiklopedi yang di dalam dirinya terdapat segala sesuatu.

Agus Miftuh sendiri telah berhasil menerbitkan pemikiran Gus Dur dalam sebuah buku yang berjudul Islamku, Islam Anda, Islam kita.

"Gus Dur itu satu-satunya di zamannya, tidak ada yang menyamainya pada saat itu, Gus Dur dengan bacaanya yang luas dan banyak menjadikan Beliau sebagai rujukan ilmu pengetahuan," jelas Agus Maftuh Abegabriel.

Ia melanjutkan, bacaan Gus Dur tentang kitab turots ke–NU-an sudah selesai. Di saat para kiai sibuk dengan syarah kitab Fathul Mu’in, Gus Dur sudah sibuk dengan buku De Vinci Code dan lainnya.

Oleh karna itu, lanjutnya, Gus Dur seperti ensiklopedi berjalan. Dan buku yang kedua adalah Islam Kosmopolitan, yaitu Islam yang internasional yang menyatukan segala bangsa-bangsa di dunia.

Melanjutkan materinya, Bapak Dubes bercerita akan kebersamaannya dengan Gus Dur hingga menjelang wafatnya.

"Gus Dur adalah seorang pribadi yang didalamnya ada segala sesuatu," tuntas Agus Maftuh Abegabriel. (Ahmad Abdul Wahab, S.Ip)

KEYWORD :

MWCI NU Riyadh KH Abdurrahman Wahid




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :