CEO PT Triton Internasional Rizal Matulatan (tengah)
Jakarta, Jurnas.com - Perkembangan teknologi digital membuka peluang bagi industri untuk meminimalisasi penggunaan sumber daya manusia (SDM). Di sisi lain, pelanggan (customer) juga diuntungkan karena pelayanan menjadi semakin praktis.
Salah satu usaha yang mulai melirik konsep tanpa kasir (casierless) ialah bisnis cuci pakaian (laundry). Pelanggan hanya membutuhkan aplikasi di ponsel, untuk melakukan transaksi pembayaran.
"Modelnya self-service. Orang datang cuci sendiri. Kami punya mesin yang pakai koin, atau sudah mulai menggunakan aplikasi," kata CEO PT Triton Internasional, Rizal Matulatan pada Jumat (15/11) di Triton Building, Serpong, Tangerang, usai membuka showroom baru di kawasan Gading Serpong Boulevard Kavling S-18.
PT Triton Internasional sendiri merupakan distributor utama mesin cuci Maytag Commercial Laundry di Indonesia. Saat ini, perusahaan tersebut sudah memiliki lebih dari 1.500 outlet laudry di seluruh Indonesia yang menggunakan mesin cuci Maytag, baik melalui sistem franchise maupun pembelian biasa.
Rizal menjelaskan, saat ini mesin cuci Maytag yang dapat diakses menggunakan aplikasi masih terbatas di 10 outlet, yang tersebar di Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar.
Langkahnya ialah, pelanggan yang datang ke showroom terlebih dahulu harus memindai QR Code maupun nomor mesin melalui aplikasi U Wash, supaya dapat mengakses mesin cuci Maytag.
Selanjutnya, pelanggan akan mendapatkan pemberitahuan untuk memilih metode pembayaran hingga memilih mode mencuci.
"Mereka tinggal pilih apakah mobile atau internet banking, atau bisa juga menggunakan e-wallet," jelas Rizal.
Setelah pembayaran diterima, pelanggan kembali akan menerima pemberitahuan secara real-time terkait proses pencucian, yang berlangsung selama 30-60 menit.
"Jadi cucian bisa ditinggal, nanti kalau sudah selesai ada notifikasi. Karena alikasinya real-time dan sinkron dengan mesin cuci," kata dia.
KEYWORD :Laundry Ponsel Era Digital Triton Internasional
