Senin, 20/05/2024 07:48 WIB

Rasanya Patah Hati Ditolak Menyusui Bayi Sendiri (1)

Terkadang realita tak seindah harapan begitulah kehidupan, termasuk episode menyusui yang selalu memiliki ceritanya sendiri. 

Episode menyusui miliki ceritanya masing-masing (Foto: ilustrasi)

Jakarta, Jurnas.com - Hampir setiap perempuan punya harapan ingin memberikan yang terbaik bagi si buah hati, termasuk episode menyusui. Namun, kadang realita tak seindah ekpektasi. Begitulah yang dialami Nur Yanayirah.

Semenjak ibu dua anak ini mengandung anak pertama, ia bercita-cita ingin menyusui bayinya hingga berusia 2 tahun.

"Tetapi takdir berkata lain, ketika kehamilanku berusia 26 minggu, bayiku meninggal dalam kandungan (IUFD) karena kelainan genetika. Duniaku seperti hancur berkeping-keping. Ketika ibu lain melahirkan bayi dalam keadaan menangis bayiku lahir terdiam tanpa suara," terang Yana.

Setelah bayinya lahir dengan induksi selama 72 jam, bidan membawanya pergi untuk dimandikan. Kemudian sang suami membawanya pulang untuk dimakamkan.

"Aku belum sempat melihat, memeluk, mencium bahkan mengucapkan selamat tinggal kepadanya. Setelah melahirkan, payudaraku nyeri dan mengeluarkan ASI dengan deras. Naluri keibuanku muncul, aku ingin menyusui bayiku. Aku menatap sebuah bantal dan berngan-angan itu adalah bayiku. Aku bahkan mendengar suara tangisan bayi di kamar tidurku. Namun aku tersadar itu semua adalah khayalan, bayiku sudah tiada," paparnya.

Setahun setelah kepergian putra pertama, Yana melahirkan seorang bayi perempuan cantik yang aku namai Hana Nabila. Pengalaman menyusui Hana juga tidak mudah. Setelah melahirkan dia melalui operasi SC, Yana tidak diberi kesempatan untuk IMD, Hana dipisahkan dari ibunya dan Yana merasa sangat sedih.

Selama tiga hari di rumah sakit, Yana mengaku hanya bertemu Hana beberapa jam. Demi menyusui putrinya, Yana menahan perih belajar duduk dan berjalan pasca-operasi. Seorang perawat menggendong Hana dan menyerahkan padanya.

Yana merasa gembira sekali spontan menyodorkan putingnya kepada Hana, namun Hana menolak. Perawat itu berkata “ adik sudah kenyang, bu, tadi sudah minum susu formula”, seketika itu hati Yana sakit sekali.

"Aku merasa sebagai ibu yang gagal. Semua konsep perASIAN bahwa bayi menyimpan cadangan makanan selama 3 hari dilambungnya setelah dilahirkan, hilang semua. Sesampainya di rumah, Hana menangis ketika aku mencoba untuk menyusui, ia mengalami bingung puting. Tamu dan keluargaku yang datang berbondong-bondong marah karena aku tega membiarkan bayi menangis, mereka mengambil Hana dan memberinya air, madu dan susu formula," cerita Yana.

Betapa pedihnya hati Yana karena keluarga tidak mendukung untuk menyusui Hana. Menurut mereka susu formula ialah makanan terbaik untuk bayi. Konflik demi konflik untuk memperjuangkan ASI kepada Hana pun hadir dan membuatnya frustasi.  

KEYWORD :

Cerita Menyusui Cerita ASI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :