Rabu, 08/05/2024 09:26 WIB

Kementan Data Wilayah Terdampak Puso

Wilayah yang terancam terdampak kekeringan terutama di Pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Sarwo Edhy di sela Rapat Koordinasi Mitigasi Kekeringan di Auditorium Gedung F Kementan, Jakarta Senin (8/7).

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Sarwo Edhy, mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) sedang mendata wilayah persawahan yang terdampak puso alias gagal panen.

Demikian kata Sarwo di sela Rapat Koordinasi Mitigasi Kekeringan di Auditorium Gedung F Kementan, Jakarta Senin (8/7).

"Untuk membantu wilayah yang terdampak puso perlu menginventarisir keikutsertaan asuransi petani, apabila belum ada Kementan akan menyiapkan bantuan benih," ujar Sarwo kepada redaksi.

Selajutnya, kata Sarwo, wilayah yang terancam kekeringan dan belum puso, Kementan akan mengaktifkan pompa, mengoptimalkan sumber air terdekat, normalisasi saluran, dan penyediaan sumur pantek.

Berdasarkan Informasi peringatan dini BMKG, tahun Inonesia berpotensi kemarau ekstrem hingga dengan September, dan puncaknya terjadi pada Agustus.

Wilayah yang terancam terdampak kekeringan terutama di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Sumardjo Gatot Irianto menjelaskan, musim kemarau kali ini bisa menjadi potensi untuk mengembangkan lahan rawa.

"Optimalisasi lahan rawa akan lebih bagus di musim seperti ini," ujar Gatot.

Karena itu, Kementan mengupayakan untuk penambahan luas tambah tanam melalui optimalisasi potensi lahan rawa.

"Rencana aksi bisa dengan bantuan benih padi, jagung, kedelai, tumpangsari, optimalisasi lahan, serta bantuan alsintan," jelas Gatot.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Musim Kemarau Sarwo Edhy




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :