Ilustrasi gajah Afrika (foto: NBC)
Jakarta, Jurnas.com - Botswana, rumah dari populasi gajah terbesar di dunia, mencabut larangan berburu binatang bertelinga besar tersebut, Rabu (22/05) waktu setempat.
Kementerian Lingkungan Hidup, Konservasi Sumber Daya Alam dan Pariwisata negara Afrika mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan penangguhan larangan lima tahun untuk mencegah pemburu olahraga membunuh gajah.
"Kementerian ingin menegaskan kembali bahwa ia akan bekerja dengan semua pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa pemulangan perburuan dilakukan secara tertib dan etis dan sesuai dengan Undang-Undang Konservasi Margasatwa dan Taman Nasional serta peraturan," bunyi pernyataan itu dilansir UPI.
Racun dalam Air Bunuh Ratusan Gajah di Botswana
Pemerintah mengatakan jumlah gajah di Botswana hampir tiga kali lipat menjadi 160.000 sejak 1991. Pemerintah membentuk Sub-komite Kabinet tentang Perburuan Sosial Dialog untuk meninjau penangguhan pada bulan Juni 2018 dan menemukan konsensus umum adalah bahwa larangan tersebut harus dicabut.
Menurut pernyataan itu, tinjauan tersebut menemukan bahwa tingkat konflik manusia-gajah dan jumlah predator meningkat di bawah larangan tersebut.
Juga ditemukan bahwa penangguhan perburuan menyebabkan dampak negatif pada organisasi masyarakat yang sebelumnya mendapat untung dari perburuan gajah dan bahwa Departemen Satwa Liar dan Taman Nasional tidak memiliki kapasitas untuk menanggapi laporan pengendalian hewan.
Negara tetangga di mana perburuan gajah adalah biaya hukum rata-rata sekitar $ 45.000 untuk setiap perburuan.
"Konservasi spesies kita adalah yang terpenting, tetapi hak dan mata pencaharian masyarakat sama pentingnya dengan spesies itu sendiri," kata Debbie Peak, juru bicara Asosiasi Produsen Satwa Liar Botswana.
Beberapa konservasionis menentang langkah tersebut, dengan menyatakan Botswana adalah salah satu tempat terakhir yang aman untuk gajah di Afrika.
KEYWORD :Botswana Pemburuan Gajah
