Rabu, 15/05/2024 15:43 WIB

Turki Peringati AS atas Kekosongan Kekuasaan di Suriah

Menteri pertahanan Turki memperingati para pejabat Pentagon bahwa tidak boleh ada kekosongan kekuasaan selama penarikan pasukan AS dari Suriah, Sabtu (23/02) waktu setempat.

Ilustrasi anak-anak Suriah (foto: CGTN)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri pertahanan Turki memperingati para pejabat Pentagon bahwa tidak boleh ada kekosongan kekuasaan selama penarikan pasukan AS dari Suriah, Sabtu (23/02) waktu setempat.

"Kami mengingatkan mitra kami (AS) bahwa seharusnya tidak ada kekosongan kekuasaan dengan cara apa pun selama penarikan," ujar Menteri Pertahanan Hulusi Akar dilansir CGTN.

Akar mengatakan dia berulang kali menyerukan agar para pejuang milisi YPG Kurdi, yang Ankara anggap sebagai teroris, akan dipindahkan dari "zona aman," yang ingin dikontrol Turki.

Pernyataannya itu dikeluarkan setelah pernyataan pejabat senior pemerintah AS pada Jumat bahwa Washington akan meninggalkan sekitar 400 tentara AS yang terbelah antara dua wilayah Suriah, pembalikan oleh Presiden AS Donald Trump yang dapat membuka jalan bagi sekutu AS untuk menjaga pasukan di Suriah.

Trump telah memerintahkan penarikan 2.000 pasukan AS dari Suriah pada Desember setelah dia mengatakan mereka telah mengalahkan militan ISIS di Suriah. Keputusan yang tiba-tiba memicu kemarahan dari sekutu dan anggota parlemen AS dan merupakan faktor dalam pengunduran diri Jim Mattis sebagai menteri pertahanan.

Tetapi Trump dibujuk oleh para penasihat pada Kamis bahwa sekitar 200 tentara AS akan bergabung dengan apa yang diharapkan menjadi komitmen total sekitar 800 hingga 1.500 tentara dari sekutu Eropa untuk mendirikan dan mengamati zona aman yang dinegosiasikan untuk Suriah timur laut.

Sekitar 200 tentara AS lainnya akan tetap berada di pos militer Tanf, dekat perbatasan dengan Irak dan Yordania.

Sampai sekarang, sekutu Eropa menolak keras menyediakan pasukan kecuali mereka menerima komitmen tegas bahwa Washington masih berkomitmen untuk kawasan itu.

KEYWORD :

Turki Amerika Serikat Suriah




JURNAS VIDEO :



PILIHAN REDAKSI :