Minggu, 28/04/2024 00:35 WIB

Kasus Rabies di Bali Menurun

Sebanyak 85 persen anjing dari total populasi anjing 487.912 dari 577.988 pada 716 desa di Bali berhasil di vaksinasi selama pelaksanaan kampanye vaksinasi massal 2017.

Ilustrasi anjing

Jakarta - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita menyebutkan vaksinasi sweeping anjing liar pada 2017 di pulau Bali mampu menurunkan angka kasus rabies.

"Pelaksanaan vaksinasi sweeping yang ditargetkan oleh Kementan untuk anjing liar dan anak anjing sangat membantu dalam menjaga cakupan vaksinasi dan penurunan kasus pada hewan," ungkap I Ketut Diarmita pada acara Rapat Koordinasi Pelaksanaan Vaksinasi Massal Rabies di Bali pekan lalu.

Menurut I Ketut Diarmita, sebanyak 85 persen anjing dari total populasi anjing 487.912 dari 577.988 pada 716 desa di Bali berhasil di vaksinasi selama pelaksanaan kampanye vaksinasi massal 2017.

Lebih lanjut ia sampaikan, jumlah kasus pada hewan 2017 berhasil diturunkan sebanyak 57 persen dibandingkan dengan 2016 dari 206 menjadi 89 atau 83 persen dibandingkan dengan 2015 dari 529 menjadi 89. Sedangkan kasus manusia (lyssa) pada 2017 berhasil diturunkan sebanyak 60 persen dibandingkan dengan 2016 dari 5 menjadi 2 atau 87 persen dibandingkan dengan 2015 dari 15 menjadi 2.

Jumlah desa tertular pada 2017 berhasil diturunkan sebanyak 55 persen dibandingkan dengan 2016 153 menjadi 69 atau sebanyak 76 persen dibandingkan dengan 2015 dari 284 menjadi 69.

Untuk tahun 2018 ini, I Ketut Diarmita menyampaikan, pelaksanaan Vaksinasi Massal sudah mulai dilaksanakan dari 28 Maret 2018 dengan menargetkan 50 dari 86 desa prioritas pertama di 7 Kabupaten, di antaranya, Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, Jembrana, Karangasem, dan Tabanan.

"Penetapan desa prioritas tersebut berdasarkan kepada kejadian kasus rabies pada hewan yang terjadi pada daerah tersebut sejak tahun 2008," kata I Ketut Diarmita.

"Pelaksanaan vaksinasi di desa prioritas dilaksanakan oleh A-Team," sambungnya.

I Ketut Diarmita menyebutkan, berdasarkan data terakhir (20 April 2018) sudah lebih dari 34.000 ekor anjing dari desa prioritas pertama berhasil divaksinasi. Menurutnya, perlu adanya evaluasi secara berkala untuk memastikan pelaksanaan pemberantasan secara konsisten sesuai dengan strategi teknis yang telah disepakati.

Lebih lanjut I Ketut menyampaikan, untuk menghadapi adanya tren peningkatan kasus rabies pada hewan perlu perhatian bersama antar petugas dan masyarakat dengan cara respon cepat terhadap kasus yang terjadi. Selain itu Ia tekankan, untuk mengoptimalkan vaksinasi massal di luar desa prioritas juga perlu pembahasan.

"Bahas juga bagaimana penyelesaian beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan vaksinasi massal 2018," pungkasnya.

KEYWORD :

Kementan I Ketut Diarmita Bali rabies anjing




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :