Jum'at, 10/05/2024 11:31 WIB

Panen Pedet di Bulukumba, Mentan: Peternakan Harus Sejahterakan Petani

Panen pedet merupakan puncak dari rentetan proses program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) melalui Inseminasi Buatan (IB) yang dibagikan gratis kepada masyarakat

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di sela acara Kontes Ternak dan Panen Pedet di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Kamis (26/04).

Bulukumba - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman  mengatakan, usaha peternakan harus mensejahterakan petani dan mengentaskan kemiskinan. Demikian disampaikan di sela acara Kontes Ternak dan Panen Pedet di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Kamis (26/04).

Ia mengatakan, panen pedet merupakan puncak dari rentetan proses program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) melalui Inseminasi Buatan (IB) yang dibagikan gratis kepada masyarakat.

Secara nasional, berdasarkan data dari aplikasi sistem informasi kesehatan hewan Indonesia (iSIKHNAS) tercatat, realisasi program Upsus Siwab sangat mengembirakan. Untuk pelayanan IB sejak Januari 2017 hingga April 2018 telah terealisasi sebanyak 5.364.355. Kebuntingan 2.387.648 ekor, dan kelahiran sebanyak 1.153.574 ekor.

"Sejak pemerintahan Jokowi-JK, kami sudah mengratiskan inseminasi buatan kepada lima juta sapi. Jika nanti sapi-sapi itu besar, beratnya hingga satu ton dengan harga rata-rata 50 juta rupiah. Hasilnya bisa menghasilkan 250 triliun," kata Amran.

"Modalnya hanya sperma sapi harganya 50 ribu, tapi kalau sudah lahir harganya bisa 10 juta. Ini baru namanya beternak dengan cerdas," tambah Amran yang pada acara tersebut sempat membeli sapi jenis Simental, usia tiga bulan dengan harga Rp15 juta.

Melihat hasil panen pedet ini, Amran berharap Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Bulukumba mampu menjadi salah satu sentra sapi untuk mensuplai Nasional, bersanding dengan empat provinsi lainnya yakni, Lampung, NTB, NTT, dan Jawa Timur.  2017, kelahiran sapi di Sulawesi Selatan mencapai 21 ribu, 3.850 ekor di antaranya dari Kabupaten Bulukumba.

"Karena kita harus mengembangkan sapi berdasarkan keunggulan komparatif suatu daerah: agroklimatnya cocok serta, kultur beternak penduduknya. Satu provinsi Jawa Timur saja mampu menghasilkan kelahiran 1,4 juta ekor sapi. Sulawesi Selatan juga pasti bisa," ujar Amran.

Amran menegaskan, program IB akan terus dilanjutkan. Tapi target swasembada protein sebenarnya sudah tercapai karena kita sudah mengekspor hasil peternakan. Indonesia sudah mampu mengekspor sejumlah produk peternakan bernilai strategis ke eberapa negara, seperti: olahan daging ayam, pakan ternak, telur tetas ayam ras, kambing/domba, vaksin dan obat hewan, serta produk pangan hewani lainnya. Sejauh ini, keseluruhan peternakan Indonesia sudah mampu menembus lebih dari 110 negara.

"Minggu lalu, kita mencetak sejarah. Indonesia sudah ekspor perdana daging ayam olahan ke Jepang sebesar 6 ton, dan Timor Leste 6,6 ton. Ke Papua Nugini bahkan sudah yang keempat kalinya," tutur Amran bangga.

Saat ini, Kementan juga telah membuat gebrakan baru guna mengentaskan kemiskinan di desa: Program Bekerja atau Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera. Untuk sub sektor peternakan, akan difasilitasi melalui kegiatan bantuan pemerintah berupa ayam sebanyak 10 juta ekor, serta hewan ternak lainnya. Setiap keluarga akan mendapat 50 ekor ayam, berikutnya kandang, dan pakan untuk beberapa bulan hingga bertelur.

"Untuk mencegah stunting, kita membagi ayam 10 juta ekor untuk seluruh Indonesia. Kita sudah launching di Cianjur. Jika dipelihara dan bertelur setiap hari, akan menghasilkan 2 juta perbulan selama dua tahun. Artinya dapat mengentaskan kemiskinan secara permanen," terang Amran.

KEYWORD :

Kementan pedet IB Bulukumba




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :