Senin, 29/04/2024 20:20 WIB

Begini Trik Mentan Jaga Stabilitas Harga Pangan Selama Ramadhan

Andi Amran Sulaiman menyebutkan, lonjakan harga tidak semata-sama disebabkan tidak  adanya tersediaan pasokan, tapi juga disebakan oleh rantai yang ruwet dan begitu panjangan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rabu (Doc. Supi/Jurnas.com)

Jakarta -  Stabilitas harga pangan saat Ramadhan dan Idul Fitri tahun lalu terbilang sukses. Bahkan keberhasilan meredam fluktuasi komoditas strategis terbilang paling sukses dari sepuluh tahun terakahir.

Belajar dari masa lalu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebutkan, lonjakan harga tidak semata-sama disebabkan kurangnya pasokan, tapi juga disebakan oleh rantai distribusi yang ruwet dan begitu panjangan.

"Kata kuncinya adalah kita memotong supply chain, rantai pasok yang terlalu panjang selama ini. Step-nya adalah, dari kelompok tani, (Gapoktan) yang biasanya delapan hingga step sampai konsumen, kita memotog dari kelompok tani langsung ke pasar Jaya dan seterunya kemudian langsung ke konsumen, berarti sisah tiga" terang Amran.

Mengapa harus demikian, tanya Amran, karena satu step saja mampu memberikan keuntungan 10 persen. Jika seratus kali bergeser (berpindah) bisa untung hingga 100 persen.

"Bawang disparitasnya sampai 300 pesen. Harga dilapangan Rp10 ribu. Tapi tadi kami diskusi dengan pak Wagub harga di kota  Rp30 hingga 40 ribu, artinya  ada disparitasnya 30 persen. Nah ini kita akan potong , kita siapkan daerah daerah produsen bawang mereh atau cabai langsung ke PT sinar jaya dan Food station. Ini kita langsung potong. Begitu operasionalnya," kata Menteri Amran.

"Untuk bawang putih, kami beri ruang sebesar-besarnya kepada PT. Pasar Jaya untuk mengakses ke pertanian. Produksi dari petani kita kirim, kemudian bawang putih kalau mau impor nanti kita beri rekomendasi.  Jadi tidak ada masalah," sambungnya.

 

KEYWORD :

Kementan Amran Sulaiman Pangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :