Peluncuran boneka hagi dalam rangka Hari Bipolar Sedunia (Foto: Eka Pramita)
Jakarta - Dalam rangka peringati Hari Bipolar 2018 yang jtuh pada 30 Maret mendatang, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Cabang Jakarta (PDSKJI Jaya) mengadakan talkshow bertema Hug, Help, Solve The Puzzle. Tema itu menggambarkan pentingnya dukungan pada orang dengan gangguan bipolar.
Ilustrasinya adalah memeluk, menolong dan mencoba membantu menyelesaikan persoalan dapat mulai dilakukan oleh lingkungan sekitar sehingga dapat mempercepat deteksi dini, kekambuhan serta mendorong kepatuhan berobat. Dukungan tersebut bertujuan menghindari dampak seperti penyalahgunaan zat, bunuh diri, disfungsi keluarga, hilangnya kontak sosial dan lain sebagainya. Dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, Ketua PDSKJI Jaya mengatakan pihaknya berkomitmen dalam menghadapi tantangan urban mental health atau kesehatan jiwa perkotaan. "Bagi orang dengan GB, dukungan dari keluarga dan sekitar sangat berarti untuk menunjang pengobatan. Kehadiran teman sangat dibutuhkan dalam mendukung pengobatan orang dengan GB," tegas Dr. Nova saat acara peluncuran Boneka Hagi di Jakarta, Selasa (20/3).Boneka Hagi, menurut dr. Tiur Sihombing, SpKJ, anggota PDSKJI Jaya menambahkan jika nama Hagi diambil dari kata hug yang artinya peluk. Bonek Hagi sebagai sosok yang hangat, ramah dan selalu siap hadir bagi masyarakat terutama pasien bipolar yang membutuhkan sebuah pelukan hangat tanpa melihat gender, usia atau faktor apapun, agar dapat mengekspresikan alam perasaan mereka yang sedang sedih, galau atau sekadar ingin berbagi kasih tanpa rasa malu.Baca juga :
Aksi 40 Detik Cegah Bunuh Diri
PDSKJI Jaya lalu mengembangkannya dengan menghadirkan sebuah maskot yang bisa mewakili upaya yang dimaksud. Lalu Boneka Hagi pun terwujud berkat kerjasama engan seniman muda berbakat Hana Madness, yang juga seorang dengan gangguan bipolar melalui rancangan karyanya.
Aksi 40 Detik Cegah Bunuh Diri
gangguan bipolar boneka hagi kesehatan jiwa