Senin, 29/04/2024 19:37 WIB

Kementan Bantah Belgian Blue Ganggu Sapi Lokal

Insiminator kita banyak ditolak, tapi sekarang, inseminator sudah berubah menjadi suatu yang mulia, dan dikejar-kejar orang. Bukan karean apa, tapi dibutuhkan.
 
    

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak (Ditjen PKH) , Sugiono Cipelang, Bogor, Sabtu (10/3).

Bogor - Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak (Ditjen PKH) di Kementerian Pertanian (Kementan), Sugiono dengan tegas membantah bahwa perkembangan Belgian Blue akan menggangu atau menyingkirkan sapi lokal.

"Itu hukum alam. Petani akan tetap memilihara sapi lokal. Karena sifat kesenangan perternak tidak akan bisa digantikan. Tapi kalau bicara soal bisnis ia akan memilihara Belgian Blue," jelas Sugiono, Cipelang, Bogor, Sabtu (10/3).

"Kita jangan takut dulu. Jangan apriori dulu. Kita harus berubah ke arah yang lebih maju. Berinovasi baru. Memilihara sapi lokal memang bagus karena tahan peyakit, juga juga dikasih rumput seadanya ia tetap ok, tapi berat badannya gitu-gitu aja. Apa kita mau seperti itu terus?" sambungnya.

Dulu kata, Sugiono, tahun 80 an  saat memulai simental banyak orang yang mencela dan tidak setuju. Kita mulai imseminasi Buatan (IB), banyak yang protes. Inseminator kita banyak ditolak, tapi sekarang, inseminator sudah berubah menjadi suatu yang mulia, dan dikejar-kejar orang. Bukan karean apa, tapi dibutuhkan.

Ia menjaskan bahwa berat sapi lokal maksima 300 kg. Dikasih makan apa pun, biaya sehari Rp30.00 umpanya, rumput, konsentrat dan lain-lain bobot tambahnnya hanya 0,6, 0,7.  Tapi Belgian Blue dikasih uang Rp30.000 dalam konversi pakan, ia akan melejit 1,5 kg dalam per hari.

Salah satu pendiri Balai Embrio Ternak (BEI) Cipelang ini tak menampik bahwa para peternak memiliki kecenderungan masing-masing di setiap daerah.

Gunung kidul contohnya, kalau tidak simental atau limosin mereka tidak mau. Tapi di daerah Kebumen kita punya konservasi sapi Peranakan Ongole (PO). Di Manado ada konservasi sapi PO dan sapi lokal. Nah kita perluh ada inovasi baru. Karena dengan inilah kita mampu mencukupi perutnya indonesia.

"Tidak mungkin pak, kalau kita motong sapi karkasnya cuman 50 persen umpannya. Beratnya 300 mungkin berat karkasnya hanya 75 kg dagingnnya berapa, nggak cukup. Tapi Belgian Blue bisa sampai satu ton. Itu baru umur dua tahun," katanya.

Terakhir Sugiono mengatakan, pada 2019 ini akan lahir 1000 ekor belgian. Ia akan di uji coba selama setahun dan ada kajian dari pakar. Setelah itu akan diputuskan apakah bisa atau tidaknya di masyarakat.

"Kami perkirakan 2020 atau 2021 sudah diterjunkan ke masyarakat. Dan mudah-mudahan dengan program ini kita mampu menghentikan impor dengan kerjasama dan dukungan," katanya.

KEYWORD :

Kementan Belgian Blue Sugiono




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :