Sabtu, 27/04/2024 21:30 WIB

Komisi VII DPR Minta Penjelasan Menteri ESDM soal Negosiasi Freeport

Komisi VII DPR meminta penjelasan Menteri ESDM Ignasius Jonan terkait negosiasi pemerintah dengan PT. Freeport tentang divestasi saham, pembangunan smelter, dan relaksasi ekspor.

Ketua Komisi VII DPR, Gus Irawan Pasaribu (Foto: Humas DPR)

Jakarta - Komisi VII DPR meminta penjelasan Menteri ESDM Ignasius Jonan terkait negosiasi pemerintah dengan PT. Freeport tentang divestasi saham, pembangunan smelter, dan relaksasi ekspor.

Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu meminta agar menteri ESDM merinci terkait kesepakatan atas negosiasi antara pemerintah dengan PT. Freeport tersebut.

"Untuk itu Komisi VII DPR meminta kepada Menteri ESDM untuk menjelaskan hasil negosiasi tersebut dengan rinci dan komprehensif," kata Gus Irawan, saat memimpin rapat kerja Komisi VII dengan Menteri ESDM di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/10).

Terhadap permintaan Komisi VII DPR tersebut, Menteri ESDM Ignasius Jonan menjelaskan, mengenai renegosiasi kontrak PT. Freeport Indonesia itu kesepakatan besar sudah dicapai pada tanggal 27 Agustus 2017, yaitu pemerintah menyetujui perpanjangan maksimum dua kali sepuluh tahun, sesuai dengan Undang-Undang Minerba.

"Diperpanjang pertama dari tahun 2021 sampai 2031, kemudian apabila memenuhi persyaratan maka dapat diperpanjang lagi sampai sepuluh tahun kedua, dengan tiga persyaratan yaitu PT. Freeport harus mendivestasikan sahamnya sebesar 51 persen untuk kepemilikan peserta Indonesia, dalam hal ini gabungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah," terang Jonan.

Syarat kedua yang diminta pemerintah adalah untuk membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian sesuai dengan amanah Undang-Undang Minerba dalam waktu lima tahun setelah persetujuan diberikan. Dan syarat yang ketiga adalah Pemerintah akan mengupayakan penerimaan negara dari hasil produksi PT. Freeport secara keseluruhan akan lebih tinggi. "Dari pertemuan sampai dengan hari ini, sebenarnya tidak ada yang berubah," tandasnya.

Jonan menyampaikan bahwa surat Freeport yang ramai diberitakan media akhir-akhir ini, sebenarnya ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, mengingat Presiden menugaskan agar detil divestasi dibicarakan dengan Menteri Keuangan dan Menteri BUMN.

Seperti diketahui, dalam negosiasi tersebut dicapai kesepakatan diantara kedua belah pihak untuk empat hal penting, yaitu PT. Freeport Indonesia akan mengubah bentuk kontrak karya menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK) yang memberikannya hak operasi hingga tahun 2041.

Pemerintah akan memberikan jaminan kepastian fiskal dan hukum, PT. Freeport Indonesia berkomitmen akan membangun smelter baru di Indonesia dalam waktu lima tahun. Freeport McMoRan akan mendivestasikan kepemilikan sahamnya di PT. Freeport Indonesia, hingga kepemilikan Indonesia di PT. Freeport Indonesia menjadi 51 persen.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VII DPR Gus Irawan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :