Minggu, 28/04/2024 08:33 WIB

Aminudin Makruf, Ketum PB PMII Yang Menyedihkan

Kecaman terhadap Amin meluas setelah ia menyebutkan secara sengaja memilih Palu sebagai lokasi Kongres PMII ke 19 karena kota tersebut identik kawasan dengan Radikalisme

Pembukaan Kongres PB PMII ke 19

Jakarta - Sorotan publik terus mengarah kepada Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Aminudin Maruf. Berbagai penilaian miring tersematkan terhadap dirinya setelah pernyataannya dianggap diskriminatif terhadap propinsi yang tengah menjadi lokasi acara Kongres PMII ke 19.

Tak hanya dikecam, sejumlah kelompok eksternal masyarakat diluar keluarga PMII juga mendesak agar Amin dilaporkan ke polisi dengan aduan pelecehan terhadap nama baik daerah.  

Di internal PMII, pria yang biasa dipanggil Amin tersebut juga mendapatkan pandangan minor. Amin dinilai tidak tau diri layaknya kacang lupa kulitnya.

Berawal dari prosesi acara pembukaan Kongres PMII ke 19, Kehadiran Presiden Republik Indonesia dengan sejumlah tokoh nasional membuat Amin seolah lupa terhadap para seniornya. Sewajarnya, Amin mengajak Ketua Majelis Pembina Nasional (Mabinas) PB PMII Muhaimin Iskandar naik panggung untuk menemani presiden memukul beduk pembukaan acara kongres.

"Bahkan, saat pembukaan Cak Imin tidak dikasih sambutan dan tidak diajak naik panggung pas waktu Jokowi mukul beduk. Sebagai kawan saya sedih. Apa lagi beliau ketua Mabinas. Menyedihkan!," ujar senior PMII yang juga mantan Sekjend PB PMII tahun 1997-1998 Usman Sadikin kepada Jurnas.com di Jakarta, Rabu (18/5/2017).

Pria asli kelahiran Sulawesi itu mengaku kecewa Amin memperlihatkan degradasi moral seorang kader terhadap orang yang lebih dituakan di organisasi. Apalagi, kata dia, cak Imin merupakan sosok yang semua orang tau telah banyak membantu Amin dalam menjalankan roda organisasi.

"Tapi perlakuannya begitu, sama senior. Ini semua senior merasa sedih dengan kader semacam ini," ungkapnya.

Hal lain yang turut menjadi catatan Usman, adanya pengalihan sambutan yang seharusnya diisi oleh Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Alumni PB PMII (IKAPMII) Hanif Dakhiri. Menurutnya, Hanif Dakhiri secara mendadak diurungkan panitia mengisi dambutan karena diganti dengan Ketua Umum DPP Hanura Osman Sapta Odang.

Lebih lanjut, sambutan Amin tak sekalipun menyebut nama Menpora Imam Nahrowi. Padahal, kata pria yang biasa dipanggil Kak Anchu itu, Imam Nahrowi memiliki dedikasi paling besar dalam membantu pembangunan kantor PB PMII.

"Sungguh saya sebagai kawan sangat sedih melihat situasi ini. Cak Imam yang bangunkan kantor. Coba gimana, untung cak Imam orangnya sabar," ucapnya.

Seperti diketahui, kecaman terhadap Amin meluas setelah ia menyebutkan secara sengaja memilih kota Palu sebagai lokasi Kongres PMII ke 19. Alasannya, Palu merupakan kota yang identik dengan Radikalisme.

Tak pelak, ungkapan yang diucapkan saat sambutan pembukaan kongres PMII ke XIX tersebuut disusul dengan berbagai kecaman. Di pemberitaan, Gubernur Palu menyatakan pernyataan Amin tersebut melukai hati rakyatnya.

Selain itu, sejumlah kader NU dan PMII turut serta mengritik. Begitupun di media sosial, bahkan para Nitizen meminta agar dilakukan pencabutan mandat terhadap jabatan Amin sebagai Ketua Umum PB PMII.

KEYWORD :

PB PMII Aminudin Makruf Palu




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :