Senin, 13/05/2024 15:40 WIB

Kelompok Aktivis Ingatkan Demokrasi dalam Ancaman

Penulis Buku Hitam Prabowo Subianto, Buya Azwar Furgudyama mengingatkan masa depan demokrasi kali ini berada dalam ancaman nyata.

Bedah Buku Hitam Prabowo, Sejarah Kelam Reformasi 98. Istimewa.

Jakarta, Jurnas.com - Kelompok aktivis reformasi dari Gerak 98, kembali menggelar bedah Buku Hitam Prabowo Subianto, Sejarah Kelam Reformasi 98 di Ciputat, Banten pada Senin, 18 Desember 2023.

Penulis buku Buya Azwar Furgudyama yang hadir sebagai pembicara kunci mengingatkan masa depan demokrasi kali ini berada dalam ancaman nyata. Menurutnya, rekam jejak Prabowo Subianto sarat dengan sejarah kelam dan kini tampil kembali dalam kontestasi Pilpres 2024.

"Persandingan Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming, merupakan model ancaman sempurna yang berpotensi untuk memutar kembali haluan demokrasi yang telah susah payah kita bangun melalui gerakan Reformasi 98," kata Buta Azwar.

Dia mengatakan realitas demokrasi saat ini berpotensi besar kembali ke masa Soeharto dengan dimensi yang baru. Proses politik Wali Kota Solo sekaligus putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka, jadi salah satu contoh paling kentara.

"Kita semua tahu bagaimana proses politik Gibran yang dengan terang benderang menerima manfaat dari putusan kontroversial MK. Terlebih rekam jejak Prabowo yang belum tuntas sepenuhnya dari sejarah masa lalunya," kata dia.

Dia menilai Presiden Jokowi mungkin bisa saja menitipkan agenda politiknya kepada Prabowo Subianto melalui Gibran. Namun, Buya mengingatkan, potensi Prabowo untuk berkhianat itu sangat besar dan itu terlihat pula dari rekam jejaknya.

"Soeharto saat itu kekuasaannya sedang lumpuh. Jokowi nanti tidak lagi menjadi Presiden dan berkuasa seperti saat ini. Jadi potensi pengkhianatan akan terjadi. Apalagi Prabowo punya partai dengan suara besar, sedangkan Jokowi tidak," ungkapnya.

Sementara itu, aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Savic Alieha mendorong semua kelompok masyarakat sipil terus menyuarakan dan memperjuangkan kemanusiaan dalam konstruksi demokratis. Ia juga menyatakan kesiapannya mengawal proses demokratisasi agar tidak kembali ke masa otoritarianisme.

"Buku ini adalah bagian dari merawat ingatan publik untuk terus menyuarakan kebenaran dan keresahan para korban dan keluarga korban. Kita siap untuk terus kembali menjadi garda depan melawan dan menggagalkan orang yang tidak layak memimpin di negeri ini," ujar Savic.

Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti yang turut menjadi narasumber mengingatkan publik tidak terbuai dengan gimik `gemoy` yang diusung pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Ia menilai citra itu sengaja dibuat untuk menutupi karakter asli Prabowo Subianto.

"Menurut saya itu memang sengaja dibuat entah oleh konsultannya atau siapa dan dapat dengan mudah di viralkan. Apa artinya? Ya menurut saya, itu menandai bahwa selain mereka tidak punya visi, juga jauh dari unsur kelayakan memimpin bangsa sebesar Indonesia yang dibangun dari pondasi keadaban," ucap Ray.

KEYWORD :

Aktivis 98 Pilpres 2024 Pelanggaran HAM Buku Hitam Prabowo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :