Kapal Bakamla
Jakarta - Mantan Deputi Bidang Informasi, Hukum dan Kerja sama Badan Keamanan Laut (Bakamla), Eko Susilo Hadi segera duduk di kursi pesakitan pengadilan tindak pidana korupsi. Hal itu menyusul telah rampungnya proses penyidikan Eko terkait kasus dugaan suap pengadaan satelit monitoring di Bakamla.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan, pihaknya hari ini, Kamis (13/4/2017) melakukan pelimpahan tahap dua terhadap Eko Susilo Hadi. Dengan pelimpahan tahap dua ini, jaksa KPK memiliki waktu sekitar 14 hari untuk menyusun surat dakwaan dan kemudian melimpahkanya ke pengadilan Tipikor. Dengan begitu, tak lama lagi Eko akan menjalani sidang perdana di pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat.
"Hari ini KPK melakukan pelimpahan tahap 2 untuk tersangka ESH. Proses sudah berpindah dari Penyidik ke Penuntut Umum," ucap Febri.
Usai menjalani pemeriksaan, Ekos mengaku hari ini perkaranya telah masuk tahap dua dan tak akan lama lagi disidangkan. Meski belum mengetahui kapan akan disidang, Eko meminta didoakan. "Hari ini tahap dua, penyerahan tersangka dan barang bukti, doakan saja rekan-rekan," ucap Eko.
Dalam kasus suap pengadaan satelit di Bakamla ini, Eko diduga menerima uang sebesar SG$100.000, US$88.500 dan 10.000 Euro. Uang yang diberikan oleh Direktur Utama PT Merial Esa Indonesia Fahmi Darmawansyah melului dua anak buahnya, Muhammad Adami Okta, dan Hardy Stefanus itu diduga sebagai fee dari proyek tersebut. Dalam kasus ini, Eko merupakan pelaksana tugas Sekretaris Utama Bakamla, yang diberikan kewenangan sebagai kuasa pengguna anggaran.
Eko merupakan satu dari empat orang lain yang ditetapkan sebagai tersangka. Keempatnya yakni, Hardy Stefanus, Muhammad Adami Okta, Fahmi Darmawansyah, dan Nofel Hasan. Terpisah, Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI juga telah menetapkan Direktur Data dan Informasi Badan Keamanan Laut RI, Laksamana Pertama Bambang Udoyo sebagai tersangka dalam kasus sama namun ditangani TNI.
Korupsi KPK Bakamla Eko Susilo
