Ilustrasi Pilkada DKI Jakarta
Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengumumkan hasil survei pada bulan April 2017 bahwa 54,1 persen masyarakat Jakarta menginginkan hadirnya gubernur baru. Sementara, hanya 33,7 persen pemilih yang tetap ingin gubernur lama, dan 12,2 persen lainnya menyatakan tidak tahu.
"Pertarungan antara keinginan masyarakat yang menginginkan gubernur baru atau gubernur lama ini menguntungkan Anies-Sandi. Mereka yang menginginkan gubernur baru di Jakarya masih di atas 50 persen," kata Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa dalam paparan hasil survei di kantornya, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (13/4).
Ardian juga mengatakan, ketika ditanya tipikal calon pemimpin, masyarajat Jakarta juga mengaku tidak ingin dipimpin oleh gubernur terdakwa penista agama. Dan ini menjadi keuntungan bagi pasangan Anies-Sandi.
"55,4 persen masyarakat Jakarta tidakvrela dipimpin gubernur yang berstatus terdakwa penista agama. Hanya 26,9 persen warga Jakarta yang tidak keberatan dipimpin gubernur dengan status terdakwa, dan 17,7 persen lainnya menyatakan tidak tahu," jelasnya.
Dalam survei ini, lanjut Ardian, persentase masyarakat yang menganggap Ahok tidak menista agama sebesar 27,0 persen. Turun dibandibg survei pada Februari lalu dimana angka yang menganggap Ahok tidak menista agama sebesar 29,97 persen. "Tapi mereka yang menganggap Ahok menista agama masih tinggi, yakni 52,3 persen, dan 20,7 persen lainnya menyatakan tidak tahu," jelas Ardian.
Pengakuan Jujur Ahok yang Sering Dibela Megawati
Menurut Ardian, isu yang menguntungkan pasangan Ahok-Djarot di putaran kedua adalah masih tingginya tingkat kepuasan kinerja sang pejawat. "73,0 persen pemilih Jakarta mengaku puas dengan kinerja Ahok-Djarot. Sementara, hanya 25,9 persen yang mengaku tidak puas dan 1,1 persen lainnya menyatakan tidak tahu.
LSI Denny JA Pilgub DKI
