Jum'at, 03/05/2024 16:45 WIB

Kemendikbudristek Fasilitasi Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro

Kontribusi seluruh lapisan masyarakat dalam kegiatan ini adalah salah satu wujud pembangunan ekosistem kebudayaan desa yang berkelanjutan.

Kaodhi`en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Kaodhi’enFestival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro pada 17-18 November 2023.

Acara digelar dengan beragam kegiatan, di antaranya pameran foto, pasar produk, travel pattern, cooking class, workshop, dan seni pertunjukan. Kegiatan ini adalah implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa dan rangkaian event Galang Gerak Budaya Tapal Kuda 2023.

Menurut Kapokja Ketahanan Budaya, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Syukur Asih Suprojo, pelaksanaan kegiatan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat Desa Klungkung seperti pelajar, mahasiswa, komunitas, ibu-ibu kader PKK, kelompok tani, seniman, pelaku budaya, dan empat desa tetangga dalam lingkup kecamatan Sukorambi yang berada di kawasan Lereng Argopuro.

“Kontribusi seluruh lapisan masyarakat dalam kegiatan ini adalah salah satu wujud pembangunan ekosistem kebudayaan desa yang berkelanjutan,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (21/11).

Dia menjelaskan keberadaan Pendamping Kebudayaan Desa (Daya Desa)dalam kegiatan ini juga sangat penting, yaitu sebagai fasilitator yang memudahkan dan memungkinkan terjadinya peningkatan daya masyarakat desa (subjek), sekaligus peningkatan daya kebudayaan desa (objek).

“Dengan adanya Daya Desa yang terlatih, diharapkan dapat membentuk Daya Warga, yaitu sekelompok warga desa setempat yang berdaya, subjek pemajuan kebudayaan desa,” jelasnya.

Kata “Kaodhi’en” berasal dari bahasa  Madura yang berarti kehidupan. Tema “Kaodhi’en” bermakna semua unsur yang ada, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, letak geografis, sejarah, maupun unsur budaya membentuk kehidupan masyarakat Lereng Argopuro.

“Secara geografis, sebagian besar masyarakat Desa Klungkung bergantung pada bidang pertanian dan perkebunan,” jelas Syukur.

Selain menghasilkan beras sebagai makanan pokok, Desa Klungkung juga menghasilkan bahan dasar pangan singkong, jagung, umbi-umbian, pisang, dan masih banyak jenis lainnya.

Bahan-bahan ini bisa menjadi bahan pangan alternatif pengganti beras dan makanan olahan berupa nasi sabreng (singkong), nasi bu’uk, nasi jagung, nasi kratok, nasi nangka, nasi singkong dan lain sebagainya.

Festival ini menjadi showcase bagi ketahanan pangan nasional yang berakar dari desa. Festival ini bertujuan mengenalkan dan menanamkan konsep ketahanan pangan pada seluruh lapisan masyarakat untuk membangun kesadaran dalam mengembangkan ketahanan pangan lokal serta mampu memproduksi beraneka macam makanan berbasis kearifan lokal.

“Pangan lokal memiliki peran dalam memperkuat daya tahan produksi pangan nasional. Secara alamiah pangan lokal sudah beradaptasi dengan karakteristik sumber daya alam dan sosial budaya masyarakat Desa Klungkung,” kata Syukur menjelaskan.

Kegiatan yang difasilitasi Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, melalui program Pemajuan Kebudayaan Desa ini menekankan pada aspek ketahanan pangan sebagai modal utama dalam implementasi pemajuan kebudayaan.

Selain Desa Klungkung, di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur, fasilitasi juga diberikan kepada desa-desa yang memiliki komitmen dalam hal ketahanan pangan yaitu, Desa Kandangan di Kabupaten Lumajang, Desa Bugemen di Kabupeten Situbondo, dan Desa Kemiren di Kabupaten Banyuwangi.

Program Pemajuan Kebudayaan Desa yang telah berlangsung sejak 2021 ini pada tahun ketiga lebih menekankan pada tahap pemanfaatan potensi budaya dan kearifan lokal desa yang terkait dengan ketahanan pangan, serta mendorong Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemajuan Kebudayaan melalui penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD) sebagai modal penyusunan RPJMDes. 

Pada tahun ini, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan akan memfasilitasi 230 desa di seluruh Indonesia untuk melaksanakan penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD) sebagai acuan bagi desa dalam melaksanakan pembangunan desa yang berkesinambungan, khususnya di bidang kebudayaan.

 

KEYWORD :

Kemendikbudristek Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Syukur Asih Suprojo Desa Klungkung




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :