Minggu, 28/04/2024 14:10 WIB

Terapkan Etika Digital untuk Mencegah Perundungan di Dunia Maya

Terapkan Etika Digital untuk Mencegah Perundungan di Dunia Maya

Diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Karang Taruna Desa Panyirapan di Lapangan Vila Desa Panyirapan, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (9/9).

Pandeglang, Jurnas.com – Perundungan dunia maya (cyberbullying) merupakan perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran. Perundungan dunia maya terjadi dengan menggunakan teknologi digital di media sosial, platform chatting, platform bermain game, dan telepon seluler.

Musisi sekaligus artis Roland International Mia Marcellina mengatakan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Karang Taruna Desa Panyirapan di Lapangan Vila Desa Panyirapan, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (9/9).

”Contoh perundungan, misalnya, menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau mengunggah foto memalukan tentang seseorang di media sosial. Kemudian, mengirim pesan atau ancaman yang memalukan atau menyakitkan melalui platform chatting dan media sosial, maupun pengiriman pesan jahat,” ujar Mia Marcellina.

Dalam diskusi luring (offline) bertajuk ”Mencegah Perundungan di Dunia Maya” itu, Mia menyebut, bullying secara langsung atau tatap muka dan cyberbullying seringkali dapat terjadi secara bersamaan. Bedanya, cyberbullying akan meninggalkan jejak digital, sementara bullying langsung tak meninggalkan jejak digital.

”Dari jejak digital inilah, sebuah rekaman atau catatan dapat berguna dan memberikan bukti untuk membantu menghentikan perilaku salah ini,” tegas Mia dalam diskusi yang dipandu moderator Joan Permana itu.

Mia Marcellina menambahkan, untuk mencegah perundungan dunia maya ia menyarankan pengguna digital menerapkan etika digital. Penerapan aturan dan prosedur (etika) akan memberikan jaminan kenyamanan dalam berinteraksi di dunia maya.

”Tips etika berinteraksi di dunia maya: gunakan bahasa yang baik dan sopan, bijak dalam merespon unggahan orang lain, memberi komentar, tidak memberikan informasi yang bersifat pribadi, melakukan screenshoot yang merugikan orang lain, dan mengunggah postingan yang tidak mengandung SARA dan pornografi,” rinci Mia Marcellina.

Dari perspektif berbeda, musisi Raka Maukar menyebut dampak bullying bagi korban yang paling sering terjadi adalah memicu masalah kesehatan mental. Misalnya, gangguan cemas, depresi, hingga post-traumatic stress disorder (PTSD). Pengaruh bullying terhadap kesehatan mental biasanya dialami oleh korban dalam jangka waktu panjang.

”Hindari penindasan verbal atau kekerasan fisik, kekerasan pada anak. Juga, pengucilan dan bullying relasional, penindasan seksual dan emosional, karena jenis-jenis bullying ini memiliki dampak buruk yang terlihat dengan jelas oleh ’mata telanjang’,” jelas Raka Maukar.

Sementara itu, influencer Tya Yustia mengingatkan pentingnya menjaga dan meningkatkan kemanan digital untuk mencegah aksi perundungan di dunia maya. ”Tingkatkan keamanan digital Anda sekarang! Karena keamanan digital adalah hal yang harus diperhatikan setiap orang,” tegasnya.

Diskusi literasi digital pada lingkup komunitas, untuk diketahui, merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo tersebut mulai dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.

KEYWORD :

Kemenkominfo Cyberbullying Literasi Digital Mia Marcellina




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :