Sabtu, 04/05/2024 07:07 WIB

Presiden Zelenskyy Minta Pemimpin Afrika Desak Rusia Bebaskan Tahanan

Pada Sabtu (17/6), para pemimpin Afrika akan melakukan perjalanan untuk bertemu Putin di kota Rusia St Petersburg.

Dari kiri, Perdana Menteri Mesir Mustafa Madbuli, Presiden Senegal Macky Sall, Presiden Komoro Azali Assoumani, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan Presiden Zambia Hakainde Hichilema berjalan untuk menghadiri konferensi pers bersama di Kyiv, Ukraina, 16 Juni 2023 {Valentyn Ogirenko/Reuters]

JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mendesak sekelompok pemimpin Afrika untuk meminta mitranya dari Rusia Vladimir Putin membebaskan tahanan politik dari Krimea dan sekitarnya.

Tujuh pemimpin Afrika, presiden Komoro, Senegal, Afrika Selatan dan Zambia, serta perdana menteri Mesir dan utusan tinggi dari Republik Kongo dan Uganda mengunjungi Ukraina pada Jumat (16/6) sebagai bagian dari untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina.

Pada Sabtu (17/6), para pemimpin Afrika akan melakukan perjalanan untuk bertemu Putin di kota Rusia St Petersburg. Misi ke Ukraina, yang pertama dari jenisnya oleh para pemimpin Afrika, datang setelah inisiatif perdamaian lainnya seperti yang dilakukan oleh China.

"Konflik ini mempengaruhi Afrika secara negatif," kata Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa pada konferensi pers bersama Zelenskyy dan empat kepala negara atau pemerintahan Afrika lainnya, setelah para pemimpin bertemu untuk pembicaraan tertutup pada Jumat sore.

Perjalanan itu dipandang penting karena banyak negara Afrika, dalam berbagai tingkat, bergantung pada pengiriman makanan dan pupuk dari Rusia dan Ukraina, yang perangnya telah membahayakan dan menghambat ekspor dari salah satu keranjang roti terpenting dunia.

"Saya percaya bahwa orang Ukraina merasa bahwa mereka harus berjuang dan tidak menyerah. Jalan menuju perdamaian sangat sulit," tambah Ramaphosa.

"Hari ini, kami bahkan memberi tahu Presiden Zelenskyy bahwa kami tidak hanya mengakui sudut pandang (Ukraina) mereka, tetapi kami juga menghargai perasaan mereka tentang perang yang sedang terjadi. Kami juga mengatakan ada kebutuhan untuk mengakhiri konflik ini lebih cepat daripada nanti," sambungnya.

Zelenskyy mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan dengan delegasi para pemimpin Afrika, "Saya dengan jelas mengatakan beberapa kali pada pertemuan kami bahwa mengizinkan negosiasi apa pun dengan Rusia sekarang karena penjajah ada di tanah kami berarti membekukan perang, membekukan rasa sakit dan penderitaan."

Dia juga mengatakan bahwa pembicaraan damai dengan Rusia hanya mungkin dilakukan setelah Moskow menarik pasukannya dari wilayah Ukraina yang diduduki.

"Kami membutuhkan perdamaian sejati, dan oleh karena itu, penarikan nyata pasukan Rusia dari seluruh tanah kami yang merdeka," tutur dia.

Suasana konferensi pers menjadi tegang ketika Presiden Komoro Azali Assoumani melontarkan gagasan peta jalan menuju perdamaian, memicu pertanyaan dari Zelenskyy yang mencari klarifikasi dan bersikeras bahwa dia tidak menginginkan kejutan apa pun dari kunjungan mereka dengan Putin.

Zelenskyy kemudian mendesak mereka untuk membantu membebaskan tahanan politik dari Krimea, yang dicaplok Rusia secara ilegal pada 2014.

"Maukah Anda meminta Rusia untuk membebaskan para tahanan politik?" kata Zelenskyy. "Mungkin ini akan menjadi hasil penting dari misi Anda, dari `peta jalan` Anda."

Sebelumnya, ledakan mengguncang Kyiv saat sirene serangan udara meraung di ibu kota Ukraina saat kunjungan dimulai.

"Putin `membangun kepercayaan` dengan meluncurkan serangan rudal terbesar ke Kyiv dalam beberapa minggu, tepatnya di tengah kunjungan para pemimpin Afrika ke ibu kota kami," tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter sesudahnya.

"Rudal Rusia adalah pesan ke Afrika: Rusia menginginkan lebih banyak perang, bukan perdamaian," tambah dia.

Sebelum pertemuan mereka dengan Zelenskyy, para pemimpin Afrika itu mengunjungi Bucha, pinggiran Kyiv di mana mayat warga sipil berserakan di jalan-jalan tahun lalu setelah pasukan Rusia membatalkan kampanye untuk merebut ibu kota dan mundur dari daerah tersebut.

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Misi Perdamaian Afrika Perang Rusia Ukraina Volodymyr Zelenskyy




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :