Selasa, 30/04/2024 07:19 WIB

Ini Dampaknya Terhadap Indonesia, Jika AS Terancam Gagal Bayar Utang

Ini Dampaknya Terhadap Indonesia, Jika AS Terancam Gagal Bayar Utang

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. (Foto Kemenkeu)

Jakarta, Jurnas.com - Apabila Amerika Serikat (AS) gagal bayar utang, pada dasarnya merupakan keputusan politik. Sedangkan pengaruhnya kepada Indonesia, akan mempengaruhi pasar Surat Berharga Negara. Hal itu, diutarakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.

"Sampai hari ini sebenarnya kalau kita liat dari perkembangan, tidak ada pengaruh kepada perekonomian kita. Terutama kalau kita lihat pasar belum memberikan sinyal terhadap kemungkinan dinamika politik itu, karena itu kan dinamika politik sebetulnya," ungkap Sri Mulyani di Jakarta, Senin (8/5/2023).

Sri Mulyani menyebut bahwa AS bisa membayar utang apabila debt ceiling-nya dibuka. Namun untuk membuka debt ceiling tersebut memang ada dinamika politik.

"Untuk Indonesia, rambatannya biasanya apakah ke pasar SBN kita. Pasar SBN kita masih menarik, yield-nya masih bagus, dan karena prospek ekonomi kita bagus, inflasinya rendah, currency-nya menguat. Itu semua jadi daya tarik yang cukup baik," jelanya.

Selain itu, pihaknya juga menyoroti kinerja pasar SBN Indonesia yang baik, di mana yield secara year to date (year to date/ytd) turun bahkan 50 basis poin. Kalau secara secara month to date (mtd) atau selama bulan, yield SBN-nya menguat 9 bps.

"Untuk kinerja pasar SBN juga tadi, justru terjadi capital inflow, dari sekian banyak negara termasuk negara emerging, Indonesia termasuk memiliki kinerja yang baik, growth-nya di atas 5%, itu sangat jarang pada hari ini. Inflasi turun duluan itu juga baik, dan dari sisi fiskal kita membaik, moneternya juga pruden dan terjaga. Ini semua kombinasi agak langka hari-hari ini," jelasnya

Maka dari itu, Sri Mulyani menyebut, Indonesia mendapatkan sentimen dan support positif, karena memang kinerja ekonominya membaik. Capital inflow untuk SBN kita naik Rp9,41 triliun, sehingga secara ytd mencapai Rp65,76 triliun, ini sudah masuk ke dalam untuk membeli SBN yang menggambarkan prospek.

"Persepsi terhadap risiko kita juga cukup baik, yaitu CDS kita stabil dan tidak ada persepsi terhadap risiko karena kondisi tadi yang berhubungan dengan adanya masalah debt ceiling di AS," pungkas Sri Mulyani.

KEYWORD :

Sri Mulyani AS gagal bayar utang SBN




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :