Sabtu, 04/05/2024 20:37 WIB

Rusia Geser AS Sebagai Produsen Pupuk Mineral

 Pada periode yang sama, volume pasokan pupuk ke pasar dalam negeri tumbuh 2,5 kali lipat menjadi 13,2 juta ton.

Ilustrasi pupuk mineral (Foto: Humas Kementan)

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Asosiasi Produsen Pupuk RusiaAndrey Guryev mengatakan, Moskow telah menjadi produsen pupuk mineral terbesar kedua di dunia. Hal itu dia sampaikan pada pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin pada Kamis (27/4).

Output pupuk mineral telah meningkat sebesar 40 persen selama dekade terakhir menjadi 55 juta ton per tahun. Pada periode yang sama, volume pasokan pupuk ke pasar dalam negeri tumbuh 2,5 kali lipat menjadi 13,2 juta ton.

"Kami menyalip Amerika Serikat (AS), India dalam produksi dan hari ini kami adalah produsen pupuk mineral terbesar di dunia setelah China," katanya, menambahkan bahwa negara tersebut berencana untuk meningkatkan produksi menjadi 70 juta ton selama lima tahun ke depan.

Guryev mencatat,Rusia adalah pengekspor pupuk terbesar di dunia, memasok sekitar 38 juta ton per tahun. Menurut Asosiasi Pupuk Internasional, pada awal tahun 2022, ekspor Rusia menyumbang 15 persen dari ekspor pupuk global, diikuti oleh China (13%) dan Kanada (7%).

Sementara itu, dia mengatakan, ekspor turun sekitar 15 persen pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan itu akibat sanksi Barat terkait Ukraina dan semua masalah ekspor yang disebabkannya.

Sementara produk pertanian Rusia belum menjadi sasaran sanksi secara langsung, pembatasan tersebut telah mengakibatkan berbagai masalah bagi eksportir negara tersebut karena banyaknya pengiriman yang diblokir di pelabuhan Eropa.

Menghapus hambatan ekspor pupuk Rusia adalah bagian dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, perjanjian yang ditengahi PBB-Türkiye yang dicapai musim panas lalu untuk membantu mengekspor barang-barang pertanian Ukraina dan Rusia.

Kesepakatan tersebut telah diperpanjang beberapa kali dan akan berakhir pada 18 Mei. Namun, Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa bagian dari kesepakatan yang mengacu pada ekspor pertanian dan pupuknya belum dilaksanakan.

Beruang Merah itu berulang kali memperingatkan bahwa Rusia dapat menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian tersebut jika tuntutan negaranya tidak terpenuhi.

Presiden Putin mengatakan pada Kamis bahwa sanksi yang membahayakan ekspor pupuk Rusia telah merugikan sejumlah negara yang bergantung pada sanksi tersebut.

"Sanksi diberlakukan oleh negara-negara yang tidak terlalu membutuhkan pupuk kami, dan pasar berkembang sekarang menderita karenanya. Mereka memberlakukan sanksi terhadap kami, tetapi pasar berkembang di Afrika, Amerika Latin, Asia paling menderita," katanya,

"Kegagalan memasukkan pupuk ke dalam tanah menyebabkan penurunan panen, yang dapat mengakibatkan makanan kekurangan dan lonjakan harga pangan di seluruh dunia," imbuh dia.

Sumber: RT

KEYWORD :

Pupuk Rusia Andrey Guryev Pupuk Mineral Vladimir Putin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :