Sabtu, 04/05/2024 20:18 WIB

Parlemen Arab dan Asia Bertemu, BKKBN Siap Jadi Panutan dalam Pemberdayaan Pemuda

Pertemuan parlemen Arab dan Asia merupakan momen bersejarah karena pertama kalinya terjadi di Asia.

Kepala Forum Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan (IFPPD), Dede Yusuf Macan Effendi dan Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik memberikan keterangan pers di sela kegiatan Arab and Asian Parliamentarians Meeting to Follow-Up on ICPD25 Commitment: Addressing Youth Empowerment and Gender-Based Violence Jakarta, 1 Maret 2023

JAKARTA, Jurnas.com - Forum Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan (IFPPD), bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan pertemuan Parlemen Arab dan Asia.

Pertemuan Parlemen Arab dan Asia ini merupakan tindaklanjut dari Komitmen ICPD25: Pemberdayaan Pemuda dan Mengstasi Kekerasan Berbasis Gender (Addressing Youth Empowerment and Gender-Based Violence).

Ketua IFPPD, yang juga Wakil Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf Macan Effendi mengatakan, pertemuan parlemen Arab dan Asia merupakan momen bersejarah karena pertama kalinya terjadi di Asia.

"Saya tadi mendapatkan laporan dari Sekjen AFPPD bahwa ini pertama kalinya diselenggarakann di Asia. Biasanya negara-negara Arab yang mengundang Asia, sekarang Asia yang menyelenggarakan dan Indonesia yang mewakili," kata Dede Yusuf di Jakarta, Rabu (1/3).

Dede Yusuf mengatakan, Indonesia dan negara Arab memiliki kesamaan isu terkait dengan permasalah kesetaraan gender, terutama terkait dengan kesempatan pendidikan dan kesehatan reproduksi. 

"Apalagi di negara itu (kawasan Arab) isu perang selalu terjadi. Kita bersyukur di sini (Indonesia) permasalahan kita jumlah penduduknya yang banyak dan pemerataan," ucap Aktor sekaligus politisi partai Demokrat.

Sementara itu, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik menambahkan, isu terkait pemberdayaan pemuda dan kekerasan berbasis gender ini sangat strategis khususnya bagi Indonesia dalam hal ini BKKBN.

"Itu sebabnya tadi, saya mempromosikan bahwa Indonesia itu juga peduli tentang isu ini. Tadi saya kaitkan langsung bagaimana dengan pencegahan stunting. Karena kalau kita lihat persoalan stunting ini strategi yang dilakukan BKKBN ini adalah mencegah lahirnya stunting baru," tutur Damanik.

Dalam mencegah lahirnya stunting baru tersebut, lanjut Damanik, BKKBN memberdayakan dan mengedukasi para calon pengantin (Catin) tiga bulan sebelum menikah tentang stunting, risiko dan dampaknya.

"Nampaknya ini menjadi isu yang menggelitik di telinga mereka karena tadi saya juga banyak ngobrol secara langsung kepada mereka `wah ini isunya menarik nih soal Catin`. Elsimil kita juga sengaja introduce kepada mereka," kata Damanik.

Di samping itu, Damanik juga mempromosikan Generasi Berencana (GenRe), yang merupakan ujung tombak BKKBN dalam menyosialisasikan bahaya nikah dini, seks pranikah, dan napza (narkotika, psikotropika, dan zat aditif) kepada rekan-rekannya sesama remaja, baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan pendidikan.

"Sedini mungkin persolan-persolan pemberdayaan generasi muda dan juga persoalan kekerasan seksual sudah kita lakukan untuk kedua isu tersebut. Harapanya, mereka akan mendapatkan informasi lengkap dari tangan pertama dari BKKBN, sehingga mereka tahu pasti," ujar Damanik.

Pakar sekaligus Guru Besar dari Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB University ini barharap, Indonesia bisa menjadi panutan (role model) dalam pemberdayaan pemuda dan pengentasan kekerasan berbasis gender.

"Sejauh pengamatan saya karena BKKBN juga anggota dari Partners in Population and Development (PPD) dimana anggotanya adalah kongres Asia-Afrika. Sebagain dari mereka di sini hadir, sehingga nanti isunya mengkristal bahwa Indonesia bisa dijadikan contoh tentang Youth Empowerment and Gender-Based Violence," ucap Damanik.

Hal ini juga selaras dengan UN Population Award yang diterima Indonesia pada tahun 2022 dimana Indonesia juga peduli tentang masalah isu kepemudaan dan kesehatan reproduksi.

"BKKBN sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan, sehingga ke depan Indoensia di mata dunia semakin banyak dikenal orang dengan program-progrmanya, sehingga kerja sama dapat terus ditingkatkan," imbuh dia.

Berlangsung dari 1-2 Maret 2023, pertemuan ini dihadiri anggota parlemen dari kawasan Arab dan Asia, anggota parlemen dari Indonesia, pakar, perwakilan masyarakat sipil, organisasi internasional dan LSM.

Mereka akan diskusi dan dialog tentang isu-isu yang mempengaruhi pemuda dan kekerasan berbasis gender, advokasi kebijakan, yang merupakan bagian dari Agenda 2030 dan Program Aksi ICPD.

KEYWORD :

Parlemen Arab dan Asia Dede Yusuf Macan Effendi Muhammad Rizal Martua Damanik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :