Jum'at, 19/04/2024 04:44 WIB

Kolaborasi Indonesia dan Mesir Lewat Program KB Berhasil Turunkan Angka TFR Negara

Berdasarkan sumber-sensus dan survei antarsensus, sejak akhir 1960-an, TFR Indonesia menurun dari sekitar 5,6 menjadi 2,3.

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Indonesia dan Mesir merupakan dua negara dengan jumlah penduduk yang besar. Sejak 1970-an kedua Negara berjuang mempertahankan pertumbuhan penduduknya.

Melalui program Keluarga Berencana (KB) Indonesia dan Mesir telah berhasil menurunkan Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) negara. Berdasarkan sumber-sensus dan survei antarsensus, sejak akhir 1960-an, TFR Indonesia menurun dari sekitar 5,6 menjadi 2,3.

Sementara itu, tingkat kesuburan Mesir 3,2 kelahiran per wanita turun secara bertahap dari 6,1 kelahiran per wanita pada tahun 1971 menjadi 3,2 kelahiran per wanita pada tahun 2020.

Keberhasilan penurunan fertilitas di dua negara sebagian berasal dari peluncuran program kependudukan dan keluarga berencana yang gencar pada pertengahan 1970-an dan dari perubahan sosial dan ekonomi, khususnya peningkatan besar-besaran pendidikan dasar untuk anak perempuan pada 1970-1980-an.

Perkembangan ini mengakibatkan penurunan fertilitas yang signifikan pada usia termuda dan tertua dalam rentang reproduksi, yang merupakan paling berisiko. Program kependudukan dan keluarga berencana berhasil meningkatkan angka prevalensi Kontrasepsi pada perempuan.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, diwakili Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik menjelaskan, saat ini strategi dan rencana aksi nasional juga telah ditetapkan dalam rangka percepatan penurunan stunting.

"Inisiatif program juga dikembangkan seperti Mahasiswa PENTING (program kesadaran mahasiswa tentang stunting) dan DASHAT (program inisiatif Dapur Sehat untuk mengatasi stunting melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat yang menargetkan ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, calon pengantin dan keluarga dengan risiko tinggi stunting)," jelas Damanik.

Damanik juga menyampaikan, untuk terus mendorong kerja sama Selatan-Selatan, saat ini BKKBN mengembangkan tujuh pelatihan tematik di delapan provinsi terpilih.

Tujuh pelatihan tersebut yakni, Proyek Kampung Keluarga Berkualitas di Daerah Istimewah Yogyakarta dan Bali, manajemen Rantai Pasokan di Sulawesi Selatan, KRR di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan, Tokoh Agama Islam di Jawa Timur.

Selanjutnya, Pengelolaan Data Mikro: survei keluarga di DKI Jakarta & Jawa Tengah, Program KB post partum di Jawa Timur dan Sulwesi Selatan, dan Pelatihan pelayanan KB secara komprehensif di RS Universitas Indonesia DKI Jakarta & RS Sardjito Daerah Istimewah Yogyakarta.

Damanik mengatakan, sejak tahun 1989, sekitar 123 delegasi dari Mesir mengikuti pelatihan terkait Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga termasuk kesehatan reproduksi.

"Dalam hal ini, kami senang menyambut kembali partisipasi Mesir dalam program pelatihan kami. Kami juga berharap Indonesia juga bisa melihat inovasi program berkembang di Mesir," ujar Damanik.

Pada kesempatan yang sama, Ambassador of Indonesia to Egypt, Luthfi Rauf mengatakan, ikatan historis Indonesia-Mesir yang kuat telah diterjemahkan ke dalam kolaborasi di berbagai bidang kerja sama.

"Pertama, saat ini ada lebih dari 10.000 mahasiswa Indonesia di Mesir. Kebanyakan dari mereka kuliah di Universitas Al-Azhar, yang bisa saya banggakan adalah mercusuar ajaran Islam moderat yang mengedepankan nilai-nilai Wasathiyah," jelasnya.

"Harapan kami, para mahasiswa ini ketika lulus kelak menjadi `Duta Besar` ajaran Islam yang sejalan dengan nilai-nilai kebhinekaan yang kita miliki di Indonesia, serta menjadi jembatan budaya antara Indonesia dan Mesir," sambungnya.

Di bidang ekonomi, kata Luthfi kedua negara juga memiliki hubungan yang erat dan saling melengkapi. Hal ini tercermin dari penguatan perdagangan bilateral kedua negara yang mencapai USD 1,63 miliar pada periode Januari-November 2021 atau meningkat 53,52 persen dibandingkan Januari-November 2020 (USD 1,06 miliar).

Selanjutnya, kata Luthfi, pada Hari Keluarga Berencana Internasional 26 September 2021, Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Mesir mengumumkan bahwa tingkat penggunaan metode KB naik menjadi 58,5 persen dari total wanita usia subur pada akhir tahun 2020.

"Pada periode Januari-Agustus 2021, Kementerian Kesehatan Mesir telah meluncurkan 58 konvoi kampanye KB di 174 desa yang termasuk dalam program `Hidup Layak (Hayah Karima)`," kata Luthfi.

Sementara itu, Ambassador of Egypt to the Republic of Indonesia, Ashraf Mohamed Moguib Sultan menerangkan, program pemberdayaan perempuan di Mesir, yang menyasar pada perempuan dalam kelompok usia antara 18-45 tahun, membantu mereka mencari pekerjaan dan mencari nafkah.

"Melalui proyek-proyek kecil dan menengah dibiayai pemerintah untuk perempuan yang berkomitmen bersedia menggunakan metode keluarga berencana dan mereka juga akan dilatih tentang proses manajemen dan membantu merencanakan perekonomian mereka untuk masa depan," terang Ashraf

KEYWORD :

Indonesia Mesir Program KB TFR Angka Kelahiran Total Hasto Wardoyo Muhammad Rizal Martua Damanik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :