Jum'at, 10/05/2024 09:18 WIB

PDIP Dicurigai Ngotot Sistem Pemilu Tertutup Karena Kasus Harun Masiku

Saya curiga Hasto ngebet sekali dorong proporsional tertutup karena dia sangat trauma dengan kasus Harun Masiku.

Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat, Irwan. (Foto: Dok.Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Sikap Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto yang ngotot mendorong sistem proporsional tertutup dicurigai memiliki maksud terselubung. PDIP diduga trauma dengan kasus Harun Masiku.

"Saya curiga Hasto ngebet sekali dorong proporsional tertutup karena dia sangat trauma dengan kasus Harun Masiku," kata Anggota DPR RI fraksi Demokrat Irwan Fecho kepada wartawan, Senin (20/2).

Hasto dinilainya tidak bisa membedakan mana kehendak rakyat dengan kehendak elite partai politik (parpol). Karenanya dia menyarankan Hasto untuk segera menanyakan keinginan publik soal penerapan sistem proporsional terbuka atau tertutup secara langsung.

"Dia bahkan enggak bisa bedakan mana kehendak rakyat mana kehendak elite. Pesan Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jelas sekali. Tanya dulu kehendak rakyat!" kata dia.

Irwan juga mempertanyakan urgensi PDIP ingin mengubah sistem proporsional terbuka menjadi tertutup pada Pemilu 2024. Hasto, kata dia, justru tidak seharusnya membandingkan perubahan sistem Pemilu 2008.

"Perubahan sistem pemilu di 2008 menjadi proporsional terbuka adalah murni kehendak rakyat, pekerjaan rumah pascareformasi yang belum diselesaikan pemimpin pemerintahan sebelumnya," ujarnya.

Dia menegaskan sistem pemilu tertutup merupakan warisan orde baru (orba). Irwan mengingatkan rakyat memiliki hak memilih langsung wakilnya di Parlemen.

"Apakah Hasto mau kembali ke sistem orba? Rakyat berhak memilih langsung wakilnya sesuai yang mereka inginkan dalam pemilihan langsung. Rakyat bisa menagih langsung ke wakil rakyat yang mereka pilih dibanding wakil mereka yang dipilih oleh elite partai," tegas dia.

 

KEYWORD :

Warta DPR Demokrat Irwan Fecho PDIP sistem proporsional tertutup Hasto Kristiyanto Harun Masik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :