Senin, 29/04/2024 07:08 WIB

Kemenkes RI Kirim 65 Tenaga Medis ke Turkiye-Suriah

Tenaga medis yang dikirim terdiri dari tiga jenis, yakni dokter spesialis, tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan.

Waktu hampir habis bagi mereka yang masih dikhawatirkan terperangkap di bawah reruntuhan di Turki dan Suriah (Suhaib Salem/Reuters)

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengirimkan tim medis dan logistik kesehatan tahap awal untuk membantu penanganan gempa bumi yang terjadi di Turkiye dan Suriah.

Plt. Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Sumarjaya mengatakan dalam misi kemanusiaan ini, Kemenkes akan mengirimkan 65 tenaga medis. "Tim medis ini akan diberangkatkan hari Senin, dalam satu kloter dengan pesawat khusus," kata Sumarjaya dalam keterangan resmi, Jakarta, Minggu (12/2).

Dia menjelaskan, tenaga medis yang dikirim terdiri dari dokter spesialis, tenaga kesehatan, dan tenaga pendukung kesehatan. Untuk dokter spesialis terdiri dari spesialis bedah, spesialis orthopedi, spesialis anestesiologi, ahli pediatri, spesialis emergensi, spesialis kandungan, dan psikiatater.

Selanjutnya, untuk tenaga kesehatan terdiri dari dokter umum, perawat kamar bedah, perawat IGD, perawat ICU, Psikolog, farmasi, bidan, epidemiolog, ahli gizi dan kesehatan lingkungan.

"Sedangkan tenaga pendukung kesehatan di antaranya administrasi, logistik, dan koordinator kesehatan," kata dia.

Nantinya, lanjut dia, tim kesehatan dari Kemenkes akan bergantung dengan 39 tenaga medis dari TNI, Polri dan BNPB sebagai Emergency Medical Team (EMT). Dengan demikian total tenaga medis yang akan diberangkatkan ke Turki dan Suriah sebanyak 104 orang.

Sumarjaya menekankan, dalam misi kemanusiaan ini, Kemenkes mengutamakan pada penyediaan layanan kesehatan yang cepat dan tepat kepada korban terdampak gempa.

Dengan pertimbangan itu, pemerintah Indonesia akan mendirikan rumah sakit lapangan dengan layanan EMT tipe 2. Dimaksud dengan layanan EMT tipe 2, karena peralatan dan layanan kesehatan yang disediakan tergolong lengkap serta dapat melakukan tindakan operasi khusus di lapangan.

Terkait dengan kapasitas, Sumarjaya mengatakan bahwa rumah sakit lapangan EMT tipe 2 memiliki kapasitas cukup besar. Diantaranya mampu melayani pasien rawat jalan sebanyak 100-150 orang per hari, rawat inap 10 pasien per hari, bedah minor 10 pasien per hari, bedah mayor 1-2 pasien per hari dan mobile mampu melayani 50 pasien per hari.

"Kalau sekarang yang kita bawa Tim EMT tipe tiga, tidak semua negara punya, kita upgrade dari tipe 2 karena di lapangan kita butuh X-ray, butuh meja operasi, itu kita bahwa semua," jelas dia.

Disamping tim medis, pada tahap awal ini, Kementerian Kesehatan juga akan mengirimkan 2,5 ton logistik kesehatan terdiri dari logistik non medis, perangkat medis, obat-obatan, dan Bantuan Medis Habis Pakai (BMHP).

Sementara itu, terkait dengan persiapan tim, Sumarjaya menyebutkan bahwa tenaga kesehatan diminta untuk mempelajari situasi dan kondisi disana. Sebab, suhu di Turki dan Suriah saat ini sangat dingin, dengan suhu mencapai minus 7 derajat celcius.

"Personal kit sudah kita siapkan, karena disana suhunya minus 2 sampai minus 7 derajat celcius, untuk logistik personal kita akan dibantu oleh teman-teman BNPB," terang dia.

Sumarjaya membeberkan, pengiriman tim kesehatan akan mendukung tim pendahulu yang mulai berangkat Sabtu (11/2). Tim pendahulu yang dikirim adalah Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) menggunakan pesawat Hercules C-130 dan Boeing-737.

Total personil yang diberangkatkan sebanyak 65 orang terdiri dari 47 orang dari Basarnas dan 15 orang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Tim tersebut rencananya akan ditempatkan ke wilayah paling parah terdampak gempa yakni Gaziantep, Diyarbakır, Kahramanmaraş, dan Hatay, dan akan bertugas selama satu bulan untuk membantu penanganan pasca gempa.

Tim MUSAR merupakan prioritas pemerintah mengingat pentingnya pencarian dan penyelamatan korban yang tertimbun reruntuhan bangunan dan selama ini masih dicari pasca gempa yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023.

Gempa bumi besar berkekuatan magnitudo 7,8 dan 7,7 mengguncang Turkiye dan Suriah pada Senin (6/2) dini hari waktu lokal dan menghancurkan banyak gedung dan rumah serta mengakibatkan banyak korban jiwa.

Hingga 10 Februari 2023, tercatat sudah 21.051 orang meninggal dunia dan 74.909 orang mengalami luka-luka akibat serangkaian gempa dahsyat yang melanda Turki-Suriah.

Secara rinci, korban meninggal di Suriah tercatat sebanyak 3.377 orang dan korban luka mencapai 2030 orang. Sementara korban meninggal di Turkiye, dilaporkan sebanyak 17.674 orang dan korban luka mencapai 72.879 orang.

KEYWORD :

Gempa Bumi Turki Suriah Korban Jiwa Kemenkes RI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :