Sabtu, 04/05/2024 11:21 WIB

Praktisi Bantu Siswa SMK Lebih Dekat dengan Industri

Praktisi Bantu Siswa SMK Lebih Dekat dengan Industri

Praktisi PT Dirgantara Indonesia memberikan arahan kepada siswa SMK (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - SMK Pusat Keunggulan Penerbangan Cakra Nusantara Bali, Widodo mengungkapkan bahwa kehadiran praktisi di ruang kelas, membantu para siswa lebih dekat dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Para praktisi didatangkan sebagai bagian dari program Link and Super-match antara pendidikan vokasi dengan industri. Dalam hal ini, SMK PK Penerbangan Cakra Nusantara bermitra dengan PT Dirgantara Indonesia (Persero).

Widodo mengatakan, saat ini guru produktif yang ada SMK PK Penerbangan Cakra Nusantara berasal dari PT DI. Para praktisi ini membagikan pengalaman mereka dalam pembelajaran.

"Mereka (praktisi) mengajarkan pengalaman. Menurut kami, ilmu pengalaman yang disampaikan para praktisi ini mahal," kata Widodo saat ditemui di kantor PT DI, Bandung, Jawa Barat pada Rabu (14/12) lalu.

Selain itu, keberadaan para praktisi ini juga menjadi panutan (role-model) bagi peserta didik. Dengan demikian, siswa lebih cepat menyerap materi yang diberikan apabila diajarkan oleh sosok yang mereka kagumi.

"Role model ini memang sangat melekat bagi anak-anak. Terkadang, sulit mencari guru yang bisa menjadi role model, sedangkan anak-anak butuh contoh. Nah, sekarang ada role model-nya, yaitu praktisi. Jadi, kalau dikasih tau oleh role model, bisa cepat masuk (materi pembelajaran)," ungkap dia.

Adapun terkait kemitraan dengan SMK PK Penerbangan Cakra Nusantara, Kepala Departemen Pusat Pembelajaran PT DI, Heri Kusmayadi, mengatakan bahwa kedua belah telah menjalankan sejumlah program, mulai dari harmonisasi kurikulum, magang siswa, guru tamu, guru magang, hingga teaching factory.

Hadirnya program yang diluncurkan oleh Direktorat Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) ini membantu peserta didik memahami dunia industri, baik dari segi kompetensi, budaya, maupun bisnis di perusahaan.

"Adanya program yang namanya harmonisasi kurikulum, siswa diajarkan sesuai kebutuhan industri. Setidaknya, mereka sudah mengenal berbagai hal tentang industri penerbangan," kata Heri.

Tidak hanya kepada siswa, proses duplikasi pengetahuan (transfer knowledge) juga diberikan kepada para guru. Hal ini juga dimaksudkan agar para tenaga pendidik mengetahui skill yang dibutuhkan oleh industri saat ini, untuk kemudian diajarkan kepada peserta didik.

"Rata-rata SMK itu menyambut kalau ada industri yang ingin memberikan transfer knowledge, itu memudahkan mereka. Kalau guru yang datang ke sini, mereka dapat ilmu apa yang harus diajarkan kepada anak-anak," imbuh Heri.

Keysha Esther, salah satu siswa SMK PK Penerbangan Cakra Nusantara yang saat ini sedang menjalani proses magang di PT DI mengungkapkan, banyak ilmu yang dia dapat selama belajar di perusahaan pelat merah tersebut.

Di antaranya, Keysha diajari mengenai materi manajemen dan jaringan, yang sebelumnya tidak pernah dia dapat di ruang kelas. Dia juga merasa terbantu dengan kehadiran praktisi yang membimbingnya melalui setiap proses pemagangan.

"Awalnya sempat susah, tapi akhirnya kita bisa beradaptasi. Dan yang paling menarik karena banyak hal yang kita ingin, di sini kita dapat. Misalnya, belajar soal manajemen dan jaringan," tutup siswa yang bercita-cita menjadi petugas Air Traffic Controller (ATC) tersebut.

KEYWORD :

Praktisi Dunia Industri PT Dirgantara Indonesia SMK PK Penerbangan Cakra Nusantara Ditjen Diksi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :