Jum'at, 10/05/2024 19:28 WIB

Kementan Gelorakan Penggunaan Pupuk Organik

Kementan Gelorakan Penggunaan Pupuk Organik

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) telah melucurkan Gerakan Petani Pro Organik alias Genta Organik sebagai solusi di tengah mahalnya pupuk.

Di beberapa kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengajak para petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan penggunaan pupuk sendiri alias pupuk organik.

Menurutnya, pupuk organik sangat dibutuhkan oleh para petani. Sebab, jumlah ketersediaan pupuk subsidi yang ada saat ini sangat terbatas.

"Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang keduanya. Jadi yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik," ujar SYL, sapaan Mentan Syahrul.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan bahwa Genta Organik pada prinsipnya adalah pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal secara mandiri.

"Pupuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas 15-75 persen kita. Kalau pupuk bersoal gara-gara pupuk mahal, maka produktivias pun akan ikut bersoal, sehingga produksi pertanian pun bisa ikut bersoal," kata Dedi pada acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) volume 44 bertemakan `Yuk Organik`, Jakarta, Jumat (25/11).

Meski demikian, Dedi menegaskan bahwa Genta organik tidak berarti mengharamkan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pupuk anorganik masih boleh digunakan, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.

"Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kima. Jadi, di dalam Genta Organik untuk mengatasi pupuk mahal di dalamanya ada pupuk organik, pupuk hanyati, pembenah tanah dan pemupukna yang berimbang," tegas Dedi.

Penyuluh Pertanian Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, Joko Setiyanto yang hadir sebagai narasumber MSPP mengatakan sudah sejak lama, bahkan dari tahun 2022 Kelompok Tani Pangudi Bogo sudah beralih ke pupuk organik.

"Subsidi pupuk saat ini sudah berkurang dan kemudia distribusi pupuk juga sedemikian mahal itu banyak keluh kesah pentai. Nah, di sini kami tim penyuluh BPP Mojosongo bergerilya mendampigi petani untuk membuat pupuk organik," kata dia.

"Karena di sini di Kecamatan Mojosongo banyak peternak di situ kita membut pupuk organik itu sendiri karena bahan-bahanya cukup banyak untuk membuat pupuk baik pupuk padat maupun pupuk cair," sambungnya.

Joko mengatakan, mendampingi petani dari awal pembuatan pembenah tanah, kemudian membuat organik di setiap kelompok dan melakukan perlindungan terhadap tanaman itu sendiri menggunakan agensia hayati.

"Salah satu dampak positif tanaman diberikan pupuk organik yaitu hama tanaman semakin berkurang dan secara bertahap produktivitas tanaman bertambah, oleh karena itu mari kita gunakan pupuk organik," imbuh Joko.

KEYWORD :

Pupuk Mahal Gentra Organik Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :